ROMANTISME
Ada seorang perempuan yang selingkuh dengan lelaki lain karena dia menganggap suaminya kurang romantic dan dingin.
Ada seorang lelaki yang meninggalkan istrinya karena dia menganggap istrinya kurang genit di ranjang dan terlalu banyak mengabaikannya dengan alasan kesibukan urusan rumah tangga.
Dua fragmen di atas bermuara pada satu masalah; ROMANTISME. Kurangnya romantisme dan gairah yang di masa yang silam telah mereka cecap bersama. Mereka tidak lagi menemukannya seiring kebosanan yang menyertai.
Ya, romantisme lewat ucapan mesra, gombalan serta sentuhan yang menggairahkan itu penting. Ini adalah salahsatu unsur penguat cinta yang tidak boleh diabaikan oleh pasangan mana pun di muka bumi. Seringkali perang dingin, sikap cuek dan hubungan yang renggang bermula dari masalah ini.
Hanya saja, romantisme itu tidak melulu tentang kata-kata romantisme. Tidak melulu tentang sentuhan menggairahkan (saya ulangi; meski ini juga penting)
Mungkin seseorang tidak pandai mengucapkan ungkapan ‘I love you, I miss you’ kepada pasangannya. Dia menganggap hal itu lebay, kekanak-kanakan dan membuatnya canggung ketika harus melakukan itu. Tapi dia tidak pernah melupakan perhatian untuk pasangannya. Dia tidak pernah lupa untuk meyakinkan dirinya bahwa pasangannya baik-baik saja.
Saya belum pernah melihat kedua orangtua saya saling menatap satu sama lain dan tersenyum bersamaan layaknya adegan yang sering saya di kisah-kisah romance. Saya belum pernah meliahat bapak saya mengecup kening emak saya dan bilang ‘I love you.’ Tapi saya tahu bahwa cinta bapak saya untuk emak saya sangatlah besar.
Mereka berdua mungkin generasi kolot yang tidak tahu tentang pentingnya romantisme. Tapi mereka juga sadar bahwa romantisme juga bisa tidak selalu lewat ungkapan, tapi juga tindakan.
Lalu apakah romantisme dalam kata dan sentuhan itu sepele? Tentu saja tidak. Yang paling purna adalah melanggengkan romantisme dalam kata dan tindakan.
#LoveJournal
No comments:
Post a Comment