24 Jan 2022

SAATNYA LULUS TANPA SKRIPSI

Suatu hari, saya pernah nanya seorang senior di kampus saya yang sudah wisuda tiga tahun yang lalu. Saya tanya, "Mas, dulu judul skripsinya apa?"


Dia garuk-garuk kepala sembari tersenyum tipis, "Apa ya, gue lupa lagi. hehe."


Saya cuman bisa melongo, kok bisa sih judul skripsi sendiri lupa? Ah, mungkin waktu tiga tahun setelah wisuda itu bisa cukup membuat seseorang lupa dengan skripsi dan penelitian yang dia tulis. 


Saya juga menemukan fakta bahwa banyak sekali mahasiswa yang mengerjakan skripsi dengan setengah hati (termasuk saya hehe). Banyak diantara mereka yang mencoba mengerjakannya meski dengan tekanan batin yang luar biasa. 


Oh iya, di prodi saya dulu banyak yang judulnya ditolak dengan alasan sudah banyak yang menggarap judul yang dimaksud. Sampai-sampai kita pada bingung, mau bahas apa lagi nih? Semua kayaknya pernah diteliti dan dibahas deh. Dari mulai metode guru PAI dalam begini dan begitu, dan seterusnya. Jadi tak heran jika kemudian banyak diantara kami yang memiliki penelitian yang banyak kesamaan. 


Tak sengaja, kemarin saya baca berita seorang mahasiswa UIN Semarang yang lulus tanpa skripsi. Dia mengganti tugas skripsinya dengan menulis novel pengalaman hidupnya yang pernah menjadi anak punk. Dan itu diterima dosen karena kampus yang bersangkutan menerima prasyarat lain selain skripsi sebagai syarat kelulusan.  Diantaranya adalah karya fenomenal, jurnal ilmiah, prestasi dan jasa dan lain sebagainya. Kayaknya metode seperti ini harus diadopsi oleh semua universitas/perguruan tinggi di Indonesia. Jadi, menulis skripsi bukan menjadi syarat kelulusan yang utama. Siapa yang setuju acungkan tangan!


Dan lihatlah, bagaimana nasib dari skripsi-skripsi (yang terpaksa) ditulis itu? Banyak diantaranya yang menumpuk di gudang, karena yang dipajang di perpustakaan adalah yang benar-benar penelitian yang bagus dan berkualitas. (Coba bayangin aja, emang gedung perpus sanggup nampung ratusan ribu skripsi yang ditulis dari tahun ke tahun? Satu tahun saja satu jurusan bisa mewisuda ratusan wisudawan? Tentunya ratusan skripsi itu tak mungkin ditampung di perpus. 

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment