12 Apr 2021

FILOSOFI NIAT PUASA

 Sebelum Ramadhan tiba, saya pernah tidak sarapan karena kesiangan dan terburu-buru berangkat kerja. Sepanjang hari itu saya tidak memiliki tenaga untuk mengerjakan tugas-tugas saya. Bawaannya ngantuk, lemas dan ingin tidur-tiduran saja. Saya berpikir mungkin itu karena efek tidak sarapan.

Ketika ramadhan tiba, saya juga pernah hanya sempat minum air ketika waktu sahur, karena bangun kesiangan, sementara adzan subuh akan berkumandang. Saya berangkat kerja seperti biasa, tapi kok, kenapa saya merasa tidak lemas dan lapar?

Kasusnya sama, tapi kenapa outputnya berbeda?

Semua berawal dari niat. Ya! NIAT

Inilah keajaiban dari azzam dan niat yang kuat.

Ketika bulan puasa tiba, kita sedari malam sudah memiliki niat bahwa besok hendak puasa. Sehingga ketika kita menjalani hari-hari kita tanpa sarapan dan makan siang, kita menjalaninya baik-baik saja. Karena dari awal kita sudah tahu kita tidak sarapan dan tidak akan makan siang. Otak pun mengondisikan fisik kita. Seakan-akan otak menginstruksikan kepada lambung, ‘Siap-siap, hari ini kamu nggak bakalan diisi selama seharian penuh. Harus kuat ya.’

Sinkronisasi antara lambung dan otak inilah yang membuat kita merasa baik-baik saja ketika menjalani puasa. Bahkan ketika kita lupa sahur pun, kita tidak merasakan hal apa-apa selain merasa ‘sedikit’ lemas saja.

Tapi berbeda ketika kita ‘dipaksa’ untuk ‘berpuasa’ karena memang tidak ada pilihan lain selain tidak makan. Sebagai contoh adalah kasus lupa sarapan atau tidak ada uang untuk beli makan. (ngenes banget).

Di dalam otak kita membayangkan bahwa nanti akan sarapan, eh, tapi ternyata ‘lambung’ telah kita bohongi karena kita belum sempat sarapan. Akhirnya lambung dan tubuh berontak. Kemudian ada pikiran di benak kita, ‘Wah, gawat! Saya tidak sarapan. Ini artinya saya benar-benar akan merasakan lapar dan lemas hari ini.’ Dan pikiran itu menjadi kenyataan yang akan kita alami.

Lebih dari pada itu, ada nilai spiritualitas yang membuat kita merasa kuat dan bisa menahan lapar. Kita melakukannya karena yakin ini adalah ibadah dan akan mendapatkan ganjaran berupa pahala dari Allah Subhanahu wata'ala. Sehingga karena motivasi besar inilah kita menganggap rasa lapar itu satu hal yang ‘cetek’. Dan lambung pun mengondisikannya.

Maka tak heran jika sejarah emas ummat pun telah mencatat kemenangan demi kemenangan yang mereka peroleh di bulan Ramadhan. Missal, perang badar, perang zalaqah dan berbagai macam penaklukan yang dibadikan dalam sejarah. Puasa tidak membuat mereka lemah, justru semakin kuat dan tahan.

Sebenarnya fakta ini tidak hanya dalam hal berpuasa. Kekuatan niat itu bisa kita wujudkan dalam semua aspek kehidupan kita.

Banyak orang yang tidak sukses karena tidak memiliki niat untuk sukses. Banyak orang yang gagal karena memang dia memiliki pola pemikiran orang-orang gagal dengan bisikan hati, ‘saya tidak bisa karena banyak alasan. Saya tidak mampu bla…bla…bla…’

Akhir kalam, selamat menunaikan ibadah puasa.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment