Tong kosong nyaring bunyinya. Itulah bunyi pepatah melayu yang sering kita dengar. Pepatah ini menggambarkan bahwa seringkali orang yang otaknya kosong dari wawasan dan pengetahuan sering banyak omongnya. Beda halnya dengan orang yang berpengetahuan, seringkali irit bicara. Maksudnya, mereka tidak akan bicara selain dari hal-hal yang memang pantas untuk dibicarakan. Mereka akan diam ketika bicara bukan pilihan yang tepat. Mereka akan memilih menahan diri dari mencela, menghina dan melontarkan kata-kata kotor.
Tong kosong nyaring bunyinya. Ketika kau memukulnya, maka keluar bunyi yang berisik. Ketika tong itu kau isi air atau benda padat, maka bunyinya sangat samar. Kau pernah lihat orang-orang yang begitu mudahnya melontarkan caci maki, hinaan dan kata-kata kotor yang menjijikan? Mereka itu sejatinya hanya sekumpulan orang-orang yang ‘sok pintar’ dengan kebodohannya.
Pepatah itu bisa saya rasakan ketika saya berdebat dengan orang-orang tertentu. Saya pernah berdebat dengan orang Indonesia. Saya pun pernah berdebat dengan orang barat. Tapi, anehnya, seringkali saya menemukan ‘tong kosong yang nyaring bunyinya’ dari anak-anak sesama bangsa.
Cobalah mampir ke grup diskusi indonesia baik itu orang atheis, lintas mazhab atau grup liberalis. Kau akan temukan ungkapan-ungkapan hinaan semacam kadrun, t*l*L, atau kata-kata kotor dan mesum sebagai penghinaan. Entahlah, apakah ini semacam tradisi yang membudaya atau memang benar-benar satu tanda bahwa mereka tong-tong kosong yang berbunyi nyaring. Karena jika saya perhatikan, banyak yang berkata kotor itu konon berpendidikan tinggi, punya title dan banyak pengikutnya.
Sangat jauh berbeda ketika saya berdebat dengan orang Barat. Mereka akan berargumen, mengeluarkan pendapat, membantah dan mengeluarkan unek-unek mereka. Tapi mereka tetap sopan. Tak pernah mencela lawan bicaranya. Tak pernah mengeluarkan kata kotor ketika dia kalah berargumen.
Kelak, saya baru sadar bahwa ini tidak melulu tentang tong kosong yang nyaring bunyinya. Tapi lebih pada budaya. Bahkan orang-orang berpengaruh yang punya banyak pengikut didiamkan dan diaminkan. Bahkan para buzzer bebas berkeliaran dengan kata-kata kotornya yang busuk. Pemerintah diam karena merasa diuntungkan. Mereka bisa jadi bukan tong kosong, tapi tetap nyaring bunyinya. Lebih mirip bunyi tong rombeng yang memekakan telinga kita.
1 Mar 2021
TONG TIDAK KOSONG, TAPI TETAP NYARING BUNYINYA
March 01, 2021
By:
Husni
Husni
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.
you may also like
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
New Post
recentposts
social counter
[socialcounter]
[facebook][#][215K]
[twitter][#][115K]
[youtube][#][215,635]
[dribbble][#][14K]
[linkedin][#][556]
[google-plus][#][200K]
[instagram][#][152,500]
[rss][#][5124]
My Tweet

Blog Archive
About this blog
HusniMagazine
Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis..
husnimubarok5593@gmail.com
No comments:
Post a Comment