Penjara Rezim Mesir, Saudi, dan UEA penuh dengan tahanan politik. Mayoritas dari mereka adalah akademisi bahkan professor.
Yang belum pernah bisa dibuktikan hingga hari ini adalah, dimanakah bukti bahwa IM itu teroris? Pernahkah IM melakukan aksi bom bunuh diri dan semacamnya? IM tidak pernah melakukan kerusuhan dan kekisruhan. Sebaliknya, orang-orang yang benci terhadap IM dan mereka yang tsabat dalam menegakan islam yang membuat kerusuhan.
Ikhwanul Muslimin selalu bekerja dengan pemerintah selama pemerintah itu taat dan lekat dengan syariat. Dahulu, Gamal abdel Naser menjanjikan IM bahwa Mesir akan berdiri dalam pondasi islam selepas dari penjajahan.
Tapi ternyata janji Gamal adalah janji palsu yang mengelabui. Maka tak heran jika kader-kader IM memprotes Gamel yang disusul oleh penangkapan besar-besaran, pemenjaraan, penyiksaan dan pembunuhan. Para anggota IM melarikan ke negeri-negeri tetangga. Diantara negeri tetangga yang menyambut kedatangan para akademisi IM adalah Saudi Arabia.
Tapi berpuluh-puluh tahun kemudian, Saudi melupakan kemurahan hati mereka di masa lalu. Mereka lebih memilih mengikuti ketakutan yang sama dengan sang tuan Amerika dan Zionis yang telah lebih dulu melabeli ‘teroris’ terhadap Ikhwanul Muslimin.
Gelombang arab spring turut membuat Saudi paranoid. Kemudian, pemilihan presiden demokratis pertama di Mesir yang dimenangi oleh Muhammad Mursi sebagai representasi IM membawa pesan paling horror bagi rezim-rezim Arab. Maka tak heran jika kemudian Saudi dan UEA yang dibeking oleh Zionis melakukan trik-trik kotor untuk menggulingkan Muhammad Mursi dari kursi presiden dan mendukung Al-Sisi yang otoriter.
Untuk yang kesekian kalinya, para kader IM dipenjara, disiksa, dilucuti kehormatannya dan dilanggar hak-hak kemanusiaannya dan diperlakukan seperti binatang di sel-sel dingin, berkarat dan menakutkan. Bahkan, seseorang mungkin lebih memilih mati dibandingkan disiksa di ‘penjara kalajengking’ Mesir.
Kemudian, dengan ongkang-ongkang kaki, para ulama su’ di Arab Saudi, UEA dan Mesir mengeluarkan fatwa ‘terorisme’ IM yang tidak pernah terbukti sampai sekarang. Kemudian fatwa itu diamini oleh para suporternya, berperilaku layaknya ornag-orang rafidhoh yang menganggap fatwa sebagai ‘ayat suci’ yang tidak mungkin salah. Karena ulama mereka tidak mungkin salah. Sementara ulama IM selalu salah dan tidak mungkin benar.
Di dunia ini ada dua hal, haq dan batil. Haq selalu didukung oleh hati yang ikhlas. Kebatilan selalu didukung oleh orang kafir. Kebatilan yang digaungkan oleh Nasrani Amerika dan Yahudi Israel dengan jargon ‘terorisme IM’ diamini oleh budak-budak mereka di jazirah Arab.
No comments:
Post a Comment