24 Jul 2020

MENULIS DEMI LIKE

Pernah nggak sih kamu malas menulis karena hanya sedikit like yang mampir di postinganmu? Saya pernah, dan saya harus mengevaluasi niat saya menulis. dan tulisan ini adalah hasilnya.
Saya pernah merasa bahagia karena cerbung pertama saya di KBM sukses meraih banyak like dan komentar. Bahkan selalu nongol di urutan atas. Pun dengan cerbung yang kedua. Tapi ternyata cerbung yang ketiga yang bergendre thriller dan adventure tak cukup banyak menuai tombol like. Saya kecewa. Saya menyerah dan berhenti posting. Duh, senaif itu saya. Itu dulu. 

Hal yang harus ditekankan dan diingat adalah jangan menulis hanya karena mengejar like atau komentar netizen. Karena standar bagus atau tidaknya karya kamu bukan dinilai dari like dan komen. Jujur saja, banyak tulisan yang kurang bermutu tapi likenya sampai puluhan ribu. Sementara ada tulisan yang bagus tapi hanya ratusan yang like.

Jika kita telah berubah haluan dengan niat yang salah (baca: niat nulis demi like), maka bisa jadi kamu banting setir dan mengikuti selera pasar. Di KBM contohnya. Begitu banyak kisah-kisah tema pelakor berseliweran. Mau tulisannya bagus atau tidak, tak jadi soal. Yang penting temanya pelakor, maka dijamin laris di komentar dan tombol like. Akhirnya, kita menulis bukan karena idealisme, tapi menulis karena selera pasar. 

Kita menulis harusnya karena memang suka dan punya cita-cita menjadi penulis. Soal komersialisme itu nomor yang kesekian. Yang penting nulis dulu. Yang penting istiqomah dulu. 

Jika kita menulis karena faktor ‘like’ maka kita akan terjatuh pada dua keburukan dalam dua kondisi. Ketika banyak like, kita bisa berpotensi terjatuh pada kesombongan dan bangga diri. Ketika like sedikit, kita terjatuh pada sikap putus asa dan berhenti menulis. karena memang yang dicari ridho manusia. 

Ingatlah, kelak kamu akan mendapatkan hasil yang sepadan dari usahamu.

Buku saya yang berjudul ‘filosofi kehidupan’ dan ‘mencari kebahagiaan yang hilang’ awalnya saya posting di wattpad. Sayang, respon yang didapatkan kurang memuaskan. Tapi ketika saya ajukan naskahnya ke penerbit mayor, Alhamdulillah naskah saya diterima dan bisa tersebar di jaringan toko gramedia. Sebagaimana pepatah bilang, indah pada waktunya, kamu pun bisa mengalami hal yang sama.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment