Pernah nggak sih kamu
malas menulis karena hanya sedikit like yang mampir di postinganmu? Saya pernah,
dan saya harus mengevaluasi niat saya menulis. dan tulisan ini adalah hasilnya.
Saya pernah merasa
bahagia karena cerbung pertama saya di KBM sukses meraih banyak like dan
komentar. Bahkan selalu nongol di urutan atas. Pun dengan cerbung yang kedua. Tapi
ternyata cerbung yang ketiga yang bergendre thriller dan adventure tak cukup
banyak menuai tombol like. Saya kecewa. Saya menyerah dan berhenti posting. Duh,
senaif itu saya. Itu dulu.
Hal yang harus
ditekankan dan diingat adalah jangan menulis hanya karena mengejar like atau
komentar netizen. Karena standar bagus atau tidaknya karya kamu bukan dinilai
dari like dan komen. Jujur saja, banyak tulisan yang kurang bermutu tapi likenya
sampai puluhan ribu. Sementara ada tulisan yang bagus tapi hanya ratusan yang
like.
Jika kita telah
berubah haluan dengan niat yang salah (baca: niat nulis demi like), maka bisa
jadi kamu banting setir dan mengikuti selera pasar. Di KBM contohnya. Begitu banyak
kisah-kisah tema pelakor berseliweran. Mau tulisannya bagus atau tidak, tak
jadi soal. Yang penting temanya pelakor, maka dijamin laris di komentar dan tombol
like. Akhirnya, kita menulis bukan karena idealisme, tapi menulis karena selera
pasar.
Kita menulis harusnya
karena memang suka dan punya cita-cita menjadi penulis. Soal komersialisme itu
nomor yang kesekian. Yang penting nulis dulu. Yang penting istiqomah dulu.
Jika kita menulis
karena faktor ‘like’ maka kita akan terjatuh pada dua keburukan dalam dua
kondisi. Ketika banyak like, kita bisa berpotensi terjatuh pada kesombongan dan
bangga diri. Ketika like sedikit, kita terjatuh pada sikap putus asa dan
berhenti menulis. karena memang yang dicari ridho manusia.
Ingatlah, kelak kamu
akan mendapatkan hasil yang sepadan dari usahamu.
Buku saya yang
berjudul ‘filosofi kehidupan’ dan ‘mencari kebahagiaan yang hilang’ awalnya
saya posting di wattpad. Sayang, respon yang didapatkan kurang memuaskan. Tapi ketika
saya ajukan naskahnya ke penerbit mayor, Alhamdulillah naskah saya diterima dan
bisa tersebar di jaringan toko gramedia. Sebagaimana pepatah bilang, indah pada
waktunya, kamu pun bisa mengalami hal yang sama.
No comments:
Post a Comment