Baru-baru ini, ada sebagian teman-teman saya yang masih
tidak percaya dengan penindasan yang terjadi di Xinjiang mengatakan bahwa
muslim Uighur pantas untuk ‘mendapatkan’ hukuman dari Cina. Statement mereka
kemudian dipercantik dengan sebuah link berita dari kompas tertanggal 8 Mei 2017 dengan judul ‘5000 Muslim Uighur China
Bergerilya Bersama ISIS di suriah.’
Saya hanya bisa tersenyum dan bahkan ingin tertawa. Betapa naïf
dan dangkalnya pikiran mereka. Oleh karena itu, disini saya ingin menyampaikan
5 point terkait hal itu.
Pertama, pejuang teroris ISIS khawarij itu datang dari
berbagai Negara dan belahan dunia. Kebanyakan para militant ISIS datang dari
eropa dan timur tengah. Lalu, apakah Negara-negara eropa yang menjadi ‘penyumpang
terbesar’ simpatisan ISIS tersebut menindas semua muslim yang ada di Negara mereka.
Inggris dan Belgia, misalnya. Tidak. Karena pemerintah mereka yakin, bahwa
tidak etis memukul rata semua muslim itu ISISers. Sementara Cina, telah
melanggar hak-hak dasar dan hak asasi manusia semua warga Xinjiang dari etnis
Uighur. Dengan alasan, mereka muslim, mereka Uighur. Jika kamu muslim dan Uighur,
maka kamu layak untuk dibumihanguskan.
Kedua, penindasan terhadap muslim Uighur lama telah terjadi,
bahkan sebelum organisasi ISIS atau al-Qaeda berdiri. Jika alasan cina menahan
lebih dari satu juta orang Uighur untuk menangkal ekstrimisme yang dipengaruhi
oleh ISIS, maka itu hanya dalih cina belaka. Toh, dari dulu Uighur menderita.
Ketiga, sikap ekstrimisme oleh para ahli dipaparkan timbul
karena ketidakadilan dan hak-hak yang tidak dipenuhi. Pun dengan etnis Uighur. Dahulu,
etnis Uighur mau bergabung dengan Cina, tidak membentuk Negara sendiri karena
telah dijanjikan oleh Cina otonomi khusus. Cina berjanji, jika Turkistan timur
bergabung dengan cina, maka mereka bebas dengan otonomi khususnya. Maka tak
heran jika Cina menamainya dengan Xinjiang yang artinya ‘teritori baru.’ Sayang
seribu sayang, janji itu ternyata hanya kedok belaka untuk mengeksploitasi
tanah Turkistan timur.
Lebih dari itu, Cina telah berupaya menganak tirikan dan
meminggirkan peran orang-orang Uighur. Bahkan Cina ingin mengubah demografi
wilayah Uighur. Hal ini dibuktikan dengan adanya migrasi besar-besaran etnis
Han (etnis cina daratan) menuju wilayah Xinjiang. Etnis Xinjiang hanya
menyumbang sebanyak 40% dari total jumlah penduduk Xinjiang karena migrasi
besar-besaran etnis Han. Padahal, dahulu sebelum Turkistan timur masuk ke dalam
wilayah Cina, etnis Uighur masih mayoritas.
Keempat, Cina beralasan bahwa apa yang mereka lakukan itu
adalah untuk menangkal ekstrimisme. Tapi sejak kapan ektrimisme dikorelasikan
dengan hijab, masjid, makanan halal, al-quran dan jenggot? Karena yang terjadi
justru Cina telah melanggar hak-hak beragama muslim Uighur. Mereka dilarang
beribadah dan menjalankan keyakinannya dan didoktrin untuk mencintai ideology komunis.
Kelima, semua tuduhan yang menyakiti etnis uighur jelas
bertentangan dengan pengakuan-pengakuan etnis Uighur yang melarikan diri ke
luar negeri. Bahkan semua juga bertentangan dengan bukti-bukti nyata berupa
foto-foto anak-anak dari ibu-ibu Uighur yang ditahan, dokumen-dokumen cina yang
bocor di media dan sampai saat ini Cina belum bisa membantahnya, serta
foto-foto satelit yang menayangkan masjid-masjid dan bekas situs islam yang
hancur dan tersebarnya kamp-kamp di seluruh Xinjiang. Bahkan ketua PBNU juga
mengakui bahwa ada sebagian hak-hak dasar Uighur yang tidak terpenuhi di kamp. Meski
tetap saja, bagi saya PBNU masih lembek. Semua ini juga diperkuat dengan seruan
semua ormas islam termasuk MUI dan Muhammadiyah untuk mendukung Uighur. Pun dengan
komunitas muslim dunia pada umumnya. Kau tahu, apakah muslim dunia mengikuti
irama Amerika? Tidak! Karena bagi komunitas muslim dunia, Amerika adalah
dedengkot Israel.
Bogor, 12-21-19
No comments:
Post a Comment