Yang harus disyukuri itu bukan hanya harta dan kesehatan,
tapi iman yang bertambah dan ketaatan yang meningkat jauh harus lebih
disyukuri. Bahkan rasa syukur kita pun harus disyukuri.
Mengembalikan uang satu dirham yang meragukan itu lebih saya
sukai daripada bersedekah seratus dirham (Abdullah bin Mubarak)
Orang yang menafkahkan uang yang haram dalam perbuatan taat
adalah ibarat orang yang mencuci baju dengan air seni (Sufyan Ats-Tsauri)
Menjadi apa pun Anda; pelajar, mahasiswa, petani, pedagang,
atau pegawai negeri, itu adalah pilihan profesi. Yang jelas, pilihan profesi
yang sedang Anda geluti itu berpotensi menjadi ladang pahala jika niat yang ada
di jiwa kita adalah mencari pahala.
Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang yang
mencintai-Nya maupun yang tidak dicintai. (HR. Ahmad)
Ketika kita melihat kedzaliman, yang kita benci jangan
orangnya, tapi kedzalimannya. Karena mungkin jiwa orang itu belum menjumpai
berkas cahaya. Atau mungkin dia masih berproses mencari cahaya. Bantulah dia. Cintai
dia, jangan malah dijauhi.
Carilah kebenaran, sungguh tunas-tunas nurani yang suci akan
cenderung untuk selalu menuju cahaya.
Dan ingat, hidayah Allah akan tertuju pada
jiwa yang senantiasa berusaha mencari pelita. Pelita yang memberi cahaya hingga maut menjemput. Pelita yang akan menerangi perjalanan kita
Tugas kita diciptakan bukan untuk “menerima” peran, tetapi
memilih peran. Menjadi apa pun kita, terserah, tetapi satu yang utama. Ya, hanya
satu. Bagaimana kita bisa menjadikan peran yang kita pilih itu sebagai media pengabdian terbaik kita kepada
Sang Pencipta. Bagaimana agar dengan
peran itu kita bisa berkontribusi kepada
sebanyak mungkin manusia. Itu saja.
Gordon Selfridge membedakan antara orang yang bertipe pemimpin
dan orang yang bertipe bos dengan bahasa yang indah. Seorang bos mempekerjakan
bawahannya, tetapi seorang pemimpin mengilhami mereka. Seorang bos mengandalkan
kekuasaannya, tetapi seorang pemimpin mengandalkan kemauan baik. Seorang bos menimbulkan
ketakutan, tetapi seorang pemimpin
memancarkan kasih. Seorang bos mengatakan “aku”, tetapi seorang pemimpin mengatakan “kita”. Seorang bos menunjukkan siapa yang bersalah, tetapi seorang
pemimpin menunjukkan apa yang salah. Seorang bos tahu bagaimana sesuatu
dikerjakan, tetapi seorang pemimpin tahu bagaimana mengerjakannya. Seorang bos
menuntut rasa hormat, tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat. Seorang
bos berkata, “Pergi!”, tetapi seorang pemimpin berkata, “Mari kita pergi!” Maka jadilah seorang pemimpin
dan bukan seorang bos.
“Betapa zalimnya
manusia ketika nikmat belum ia rengkuh, tap malam tangisnya tidak henti-henti
mengiba di hadapan Allah. Tetapi setelah
nikmat didapat, dengan mudah ia lupa, tidak bersyukur sama sekali kepada Tuhannya.”
Betapa zalimnya manusia, jutaan nikmat tidak bisa membuatnya
peka. Masih ada saja yang terus mengeluh hanya karena ujian- ujian kecil yang
tidak sebanding dengan apa yang telah diberikan Allah pada dirinya.
Sebab, Allah boleh jadi
tidak memberikan apa yang kita minta, tetapi Allah Mahatahu. Yakinlah selalu bahwa
Ia hanya memberikan apa yang kita butuhkan.
Jika kita meniatkan untuk menggapai akhirat, insya Allah
dunia akan lebih mudah kita raih. Itu pasti. Ibarat menanam padi, rumput akan tumbuh mengiringi
pertumbuhannya. Tapi jika yang kita tanam adalah rumput, jangan harap padi akan
tumbuh.
No comments:
Post a Comment