24 Oct 2018

Muslim, Yahudi dan Dompet yang Hilang


Hari itu saya berpuasa asyura. Puasa yang dianjurkan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam untuk menghormati Nabi Musa alaihi salam. Hari dimana ketika itu Allah subhanahu wata'ala membebaskan bani Israil dari cengkeraman kekejaman Firuan di Mesir.

Ketika itu saya menghadiri excercise pekanan yang rutin saya hadiri di sebuah gedung gym. Saya pulang ke rumah dalam keadaan yang kelelahan. Dalam perjalanan pulang itulah saya menyadari bahwa dompet saya telah hilang dari saku saya.

Saya sadar bahwa ketika di bus dompet itu masih ada di  saku. Saya kembali menyusuri jalanan yang saya lalui ketika turun dari bis tadi. Saya berharap dompet saya jatuh di jalan sehingga saya bisa memungutnya kembali. Saya sudah mengamati sepanjang jalan dan saya tidak menemukan dompet itu. Itu artinya dompet saya tertinggal di dalam bis. Setidaknya, butuh waktu 4 minggu untuk menemukan barang yang hilang di bis dengan menghubungi pihak bis. Itu pun jika tidak ada yang melihat dan mencurinya.

Oh ya, dompet itu juga punya 6 jenis kartu, sebuah kartu kereta yang sangat saya butuhkan akhir pekan ini dan kartu-kartu lainnya. Saya sudah pasrah dan membayangkan bahwa saya tidak akan pernah melihat dompet itu lagi. Akan tetapi saya berdoa semoga Allah subhanahu wata'ala menjaga dompet saya, entah itu dengan ditemukan oleh orang yang baik dan memberikannya kepada saya –karena disitu ada kartu pengenal saya- atau dengan cara apa pun.

Keesokan harinya, saat saya sedang menghadiri shalat jumat, telepon genggam saya bordering nyaring. Deringannya mengundang tatapan tajam dari jamaah lain yang artinya, ‘matikan handphonemu, ini hari jumat, kau lupa ya.’

Jadi saya melanjutkan untuk mendengarkan khotbah – khutbahnya tentang Kisah Nabi Musa alaihi salam, dan bani Israel. Bagaimana kita berpuasa pada hari asyura untuk memperingati hari ketika Musa alaihi salam membebaskan bani Israel. Dan Nabi Muhammad sa memerintahkan umat islam untuk berpuasa sebagai bentuk tanda cinta mereka kepada Musa.

Selepas shalat jumat selesai, seseorang menghubungi saya, tepat ketika saya akan mengemudikan kendaraan. Saya berniat menunda menjawabnya dan akan menghubunginya ketika sampai di rumah. Tapi pada akhirnya saya berhenti sejenak untuk mengangkatnya dan dengan sedikit tekanan dan agak kasar saya bertanya, “Ya, dengan siapa?”

“Apakah Anda Abdullah?’”

“Ya.”

"Oh ... saya pikir dompet anda ada di saya.”

Alhamdulillah, ternyata Allah masih menakdirkan dompet ini masih milik saya.

Kemudian kami berjanji untuk bertemu di Golders green, dan dia menyerahkan dompet saya. Dia memberi tahu saya bahwa dia akan merayakan hari sabat dan telponnya akan mati jika saya menelpon beberapa jam kemudian.

Saya berterimakasih kepadanya. Saya juga bilang bahwa saya sedang berpuasa untuk merayakan yang pada dasarnya adalah hari perayaan umat yahudi juga. Dan orang ini memberitahuku bahwa dia berpuasa selama 26 jam untuk merayakan Yom Kipur. Yang seperti yang aku pahami, berasal dari tradisi yang sama.

Pria yang luar biasa ini (mari kita panggil dia David demi privasinya) memberitahuku bahwa angin kencang telah membuat pohon rubuh di depan rumah sahabatnya. Dan paginya, ketika sahabatnya membersihkan puing-puing pohon, dia menemukan dompet saya. Dia pergi bekerja ke kantor, dan menyerahkan dompet itu kepada teman sekantornya –David- karena ia tahu tempat tinggal David tidak jauh dari alamat yang tertera di tanda pengenal saya yang ada di dompet.

Terkadang, orang melakukan hal-hal luar biasa. Dan hal-hal yang luar biasa itu bisa mengalihkan segala bentuk kesuraman dan kegelapan yang selama ini melingkupi kita. Ya, memang satu hal yang indah ketika seorang muslim dan yahudi yang kebetulan berpuasa karena alasan yang sama, dapat terhubung oleh pohon tumbang dan dompet yang hilang di sebuah kota kecil di London.

Diterjemahkan secara bebas dengan sedikit pengubahan dari ilmfeed.com
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment