Dulu saya doyan banget beli buku bajakan. Tapi suatu hari
saya tanya ke ustadz tentang hukum membeli buku bajakan. Ternyata hukumnya
haram. Alamak! Ini betul-betul kebiasaan buruk yang harus saya tinggalkan. Dari
sinilah saya tobat dari membeli buku bajakan.
Memang, ketika melihat antara buku bajakan dan buku ori,
batin saya terpecah antara keinginan bisikan setan yang jahat dan bisikan
kebaikan nurani.
Udah deh, beli aja yang bajakan. Harganya setengah dari buku
ori lho. Yang penting kan isinya sama, suara jahat bergema di hati saya.
Tapi sisi kebaikan membantahnya, ‘Jangan beli buku bajakan. Buku
bajakan itu gampang rusak. Terus nggak bisa dibalikin juga kalo ada cacat
produksi semacam halaman yang hilang atau kebalik. Kan rugi sendiri.
Nah, pada akhirnya kita harus mengalahkan dorongan untuk
membeli buku bajakan.
Ada beberapa alasan kenapa kita wajib membeli buku yang
original
Merugikan Penulis dan Penerbit
Menghargai dan mengapresiasi jerih payah si penulis. Bayangkin aja gimana kecewa dan sedihnya jika si penulis tahu bahwa ternyata pembaca bukunya kebanyakan adalah pembeli buku bajakan. Tentunya hal ini sangat merugikan si penulis disamping merugikan penerbit yang bersangkutan.
Hendaknya kita sadar bahwa dalam membuat sebuah karya bukanlah perkara yang gampang alias mudah. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk mencari ide, riset dan juga banyak tenaga yang keluar dan pikiran yang tercurah hingga buku itu bisa diterbitkan. Menulis sebuah buku itu tidak cukup satu atau dua hari. Proses menulis buku bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Oleh karena itu, ketika kita membeli buku bajakan, maka secara tidak langsung kita telah mendzalimi si penulis. Kasihan kan. Coba aja kita bayangkan, gimana rasanya jika kita berada di pihak si penulis.
Tidak memuaskan
Buku original memiliki tampilan yang cantik. Buku asli memiliki cover yang bagus dengan cetakan judul timbul dan berwarna segar. Kualitas kertasnya juga bagus dan aromanya wangi. Disamping itu lem atau penjilidannya juga kuat dan nggak gampang rusak.
Merugikan Penulis dan Penerbit
Menghargai dan mengapresiasi jerih payah si penulis. Bayangkin aja gimana kecewa dan sedihnya jika si penulis tahu bahwa ternyata pembaca bukunya kebanyakan adalah pembeli buku bajakan. Tentunya hal ini sangat merugikan si penulis disamping merugikan penerbit yang bersangkutan.
Hendaknya kita sadar bahwa dalam membuat sebuah karya bukanlah perkara yang gampang alias mudah. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk mencari ide, riset dan juga banyak tenaga yang keluar dan pikiran yang tercurah hingga buku itu bisa diterbitkan. Menulis sebuah buku itu tidak cukup satu atau dua hari. Proses menulis buku bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Oleh karena itu, ketika kita membeli buku bajakan, maka secara tidak langsung kita telah mendzalimi si penulis. Kasihan kan. Coba aja kita bayangkan, gimana rasanya jika kita berada di pihak si penulis.
Tidak memuaskan
Buku original memiliki tampilan yang cantik. Buku asli memiliki cover yang bagus dengan cetakan judul timbul dan berwarna segar. Kualitas kertasnya juga bagus dan aromanya wangi. Disamping itu lem atau penjilidannya juga kuat dan nggak gampang rusak.
Ketika Dana Tak Bisa Kompromi
Mungkin kamu juga dilemma karena dana yang ada nggak cukup
untuk beli buku baru yang asli. Terus gimana dong? Daripada membeli buku
bajakan lebih baik kamu membeli buku bekas yang asli daripada murah karena
bajakan.
Jangan sampai melakukan kesalahan double ya, udah beli
bekas, bajakan pula. Hehe.
Atau jika kamu memang benar-benar bokek, kamu bisa mencari
buku yang kamu inginkan di perpustakaan daerah atau taman bacaan.
Perbedaan Antara Buku Original dengan Buku Bajakan
Cover buku berwarna pudar dan tidak berwarna tajam
Buku bajakan memiliki kualitas cover yang jelek. Jika buku
original biasanya memakai judul dengan huruf yang timbul dan mengkilat, maka
buku bajakan tidak. Begitu juga dengan bahan kertas cover yang digunakan, jauh
dari kata bagus.
Kualitas kertas jelek
Biasanya warna kertas buku bajakan berbeda dengan buku yang
ori. Kertas buku bajakan cenderung lebih kusam seperti kertas daur ulang. Malah
yang lebih parah ada yang menggunakan jenis kertas koran.
Selain dilihat dari kertasnya, kita juga bisa melihat hasil
cetakannya. Biasanya cetakan buku bajakan hurufnya buram di beberapa halaman. Hasilnya
tak jauh beda dengan hasil fotokopian. Selain itu banyak noda tinta di beberapa
bagian.
Ketebalan yang Berkurang
Oleh karena kertas yang digunakan memiliki kualitas yang
jelek, maka ketebalan buku pun berkurang. Mungkin buku yang ori akan terlihat
lebih tebal dibanding buku bajakan.
Buku tidak dijilid dengan rapi.
Biasanya buku bajalan tidak memperhatikan kerapihan dalam
penjilidan. Biasanya punggung buku berkerut atau mengangga dan lem yang tidak
merata.
Buku terlalu murah
Memang sih rasanya seneng banget ketika kita mendapatkan buku yang memiliki harga yang miring dan sesuai dengan dompet kita (yang mahasiswa pasti paham). Yah, walaupun bisa saja buku asli murah karena didiskon, tapi secara umum buku bajakan sangat murah hingga harganya bisa sepertiga dari harga buku asli.
No comments:
Post a Comment