28 Aug 2018

Kutipan Yahya Bin Muadz



Suatu hari Yahya bin Muadz rahimahullah melihat seorang ibu yang menciumi anaknya yang masih kecil. Lalu ia berkata, “Apakah engkau mencintai anakmu?”
Orang itu menjawab, “Ya.”
Ia berkata, “Ini gambaran kecintaanmu kepadanya karena kamu yang telah melahirkannya, maka bagaimanakah dengan cinta Allah kepadanya karena Dia yang telah menciptakannya?”
=
Orang yang pandai memiliki tiga pekerti; bersegera dalam beramal, menangguhkan angan-angan dan bersiap menghadapi ajal.
=
Orang yang bertobat memiliki kebanggaan yang tiada tara diantara semua kebanggaan yang dimiliki seluruh manusia. Karena dia telah membuat Allah gembira dengan tobatnya.
=
Mengapa kamu menyesali apa yang telah hilang? Padahal rasa sesal itu tidak akan pernah mengembalikan apa yang telah hilang. Mengapa kamu gembira dengan yang ada, sementara maut tidak akan membiarkannya tetap ada di tanganmu.
=
Dosa yang aku sesali lebih aku sukai daripada ketaatan yang aku banggakan.
=
Ketaatan itu seperti obat yang pahit. Ketika kita sabar dengan rasa pahitnya maka obat bisa menyembuhkan rasa sakit, tetapi jika tidak sabar akan pahitnya, maka penyakit akan menggerogoti tubuh kita. Pun ketaatan adalah obat hati dan jiwa, jika kita tidak sabar dengan ketaatan, maka hancurlah hati dan jiwa kita oleh godaan kemaksiatan
=
Aku merasa heran dengan orang yang sedih karena kekurangan harta, sementara dia tidak sedih ketika kekurangan amal dan umur.
=
Makhluk akan takut kepada kita menurut kadar ketakutan kita kepada Allah. Makhluk mencintai kita menurut kadar rasa cinta kita kepada Allah. Makhluk sibuk dengan urusan kita menurut kadar kesibukan kita kepada Allah.
=
Barangsiapa yang mengkhianati Allah secara sembunyi-sembunyi, maka Allah akan membuka rahasianya secara terang-terangan.
=
Barangsiapa yang menyandarkan pada usaha dan kerjanya semata maka ia akan tetap miskin. Barangsiapa yang menyandarkan keperluannya pada makhluk semata maka dia akan tetap miskin juga. Tapi ketika dia menyandarkan pada Allah subhanahu wata'ala disertai dengan ikhtiar dan tawakal, serta hati yang qonaah, maka dia akan merasakan kecukupan dan kekayaan.
=
Sehubungan dengan firman Allah subhanahu wata'ala, “Dan katakanlah oleh kamu berdua (Musa dan Harun) kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lembut, barangkali dia sadar dan takut.”
Yahya bin Muadz mengatakan, “Ya Allah, ini adalah kelembutan-Mu terhadap orang yang mengatakan; ‘Akulah tuhan, maka terlebih lagi kepada orang yang mengatakan, ‘Engkau adalah Tuhan.’
=
Orang yang bodoh melihat dosa sebagai kesalahan sehingga ia memandang pelakunya dengan sikap kasar. Tetapi orang yang arif bukan melihat dosanya, tapi ia melihat kedudukan dosa itu bagi pelakunya. Sehingga dia memandangnya dengan sikap kasihan kepadanya.
=
Berjihad melahan hawa nafsu itu dengan latihan; latihan sedikit bicara, sedikit makan, sedikit tidur, dan banyak sabar menghadapi gangguan.
=
Musuh manusia itu ada tiga; dunia yang menggoda syahwatnya, setan yang membujuknya dan hawa nafsu yang mendorong hasrat buruknya.
=
Uang itu seperti kalajengking. Jika kita memiliki serum anti racunnya, maka kalajengking itu tidak akan membahayakan kita. Adapun serumnya adalah mengambilnya dengan cara halal dan membelanjakannya di jalan yang benar.
=
Cinta seberat biji sawi lebih aku sukai daripada ibadah tujuh puluh tahun tanpa cinta
=
Hakikat miskin itu adalah bila seseorang tidak merasa cukup selain dengan Allah. Sehingga dia mengambil jalan-jalan haram untuk mendapatkannya.
=


Sumber: Kitab Syiyatul Qulub karya Aidh al-Qorni 
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment