Suatu hari Yahya bin Muadz rahimahullah melihat seorang ibu yang
menciumi anaknya yang masih kecil. Lalu ia berkata, “Apakah engkau mencintai
anakmu?”
Orang itu menjawab, “Ya.”
Ia berkata, “Ini gambaran kecintaanmu kepadanya karena kamu
yang telah melahirkannya, maka bagaimanakah dengan cinta Allah kepadanya karena
Dia yang telah menciptakannya?”
=
Orang yang pandai memiliki tiga pekerti; bersegera dalam
beramal, menangguhkan angan-angan dan bersiap menghadapi ajal.
=
Orang yang bertobat memiliki kebanggaan yang tiada tara
diantara semua kebanggaan yang dimiliki seluruh manusia. Karena dia telah membuat
Allah gembira dengan tobatnya.
=
Mengapa kamu menyesali apa yang telah hilang? Padahal rasa
sesal itu tidak akan pernah mengembalikan apa yang telah hilang. Mengapa kamu
gembira dengan yang ada, sementara maut tidak akan membiarkannya tetap ada di tanganmu.
=
Dosa yang aku sesali lebih aku sukai daripada ketaatan yang
aku banggakan.
=
Ketaatan itu seperti obat yang pahit. Ketika kita sabar
dengan rasa pahitnya maka obat bisa menyembuhkan rasa sakit, tetapi jika tidak
sabar akan pahitnya, maka penyakit akan menggerogoti tubuh kita. Pun ketaatan
adalah obat hati dan jiwa, jika kita tidak sabar dengan ketaatan, maka
hancurlah hati dan jiwa kita oleh godaan kemaksiatan
=
Aku merasa heran dengan orang yang sedih karena kekurangan
harta, sementara dia tidak sedih ketika kekurangan amal dan umur.
=
Makhluk akan takut kepada kita menurut kadar ketakutan kita
kepada Allah. Makhluk mencintai kita menurut kadar rasa cinta kita kepada
Allah. Makhluk sibuk dengan urusan kita menurut kadar kesibukan kita kepada
Allah.
=
Barangsiapa yang mengkhianati Allah secara
sembunyi-sembunyi, maka Allah akan membuka rahasianya secara terang-terangan.
=
Barangsiapa yang menyandarkan pada usaha dan kerjanya semata
maka ia akan tetap miskin. Barangsiapa yang menyandarkan keperluannya pada
makhluk semata maka dia akan tetap miskin juga. Tapi ketika dia menyandarkan
pada Allah subhanahu wata'ala disertai dengan ikhtiar dan tawakal, serta hati
yang qonaah, maka dia akan merasakan kecukupan dan kekayaan.
=
Sehubungan dengan firman Allah subhanahu wata'ala, “Dan
katakanlah oleh kamu berdua (Musa dan Harun) kepadanya (Firaun) dengan
kata-kata yang lembut, barangkali dia sadar dan takut.”
Yahya bin Muadz mengatakan, “Ya Allah, ini adalah
kelembutan-Mu terhadap orang yang mengatakan; ‘Akulah tuhan, maka terlebih lagi
kepada orang yang mengatakan, ‘Engkau adalah Tuhan.’
=
Orang yang bodoh melihat dosa sebagai kesalahan sehingga ia
memandang pelakunya dengan sikap kasar. Tetapi orang yang arif bukan melihat
dosanya, tapi ia melihat kedudukan dosa itu bagi pelakunya. Sehingga dia
memandangnya dengan sikap kasihan kepadanya.
=
Berjihad melahan hawa nafsu itu dengan latihan; latihan
sedikit bicara, sedikit makan, sedikit tidur, dan banyak sabar menghadapi
gangguan.
=
Musuh manusia itu ada tiga; dunia yang menggoda syahwatnya,
setan yang membujuknya dan hawa nafsu yang mendorong hasrat buruknya.
=
Uang itu seperti kalajengking. Jika kita memiliki serum anti
racunnya, maka kalajengking itu tidak akan membahayakan kita. Adapun serumnya
adalah mengambilnya dengan cara halal dan membelanjakannya di jalan yang benar.
=
Cinta seberat biji sawi lebih aku sukai daripada ibadah
tujuh puluh tahun tanpa cinta
=
Hakikat miskin itu adalah bila seseorang tidak merasa cukup
selain dengan Allah. Sehingga dia mengambil jalan-jalan haram untuk
mendapatkannya.
=
Sumber: Kitab Syiyatul Qulub karya Aidh al-Qorni
No comments:
Post a Comment