13 Jul 2018

Stop Tanya Kapan



“Sudah tujuh tahun kuliah, kapan lulusnya, nih.”
“Kok di rumah melulu, kapan mau kerja.”
“Ngejomblo terus, kapan nikahnya nih. Ditunggu undangannya lho.”
“Mau kapan punya baby. Jangan ditunda-tunda lho.”
=
Hmmm, sepertinya banyak pertanyaan-pertanyaan dengan subjek KAPAN. Apa kamu termasuk salah seorang diantara mereka yang mendapatkan pertanyaan-pertanyaan semacam itu? Atau mungkin kamu orang yang doyan banget nanya seperti itu. Hehe.

Nah, saya sendiri sering mendapatkan pertanyaan yang bersubjek kapan. Yeah, terutama saya seorang jomblo (ini bukan promosi terselubung lho ya), maka pertanyaan tidak jauh dari seputar ‘kapan nikah.’

Kesel nggak sih? Ya mungkin di saat-saat tertentu pertanyaan tersebut suka ngeselin. Gimana nggak kesel, pertanyaan tersebut seakan-akan menyalahkan atau paling tidak memojokan status kita yang menurut pandangan mereka belum ideal. Belum ideal jika udah berumur tapi belum kawin, belum ideal kalo udah nikah lama tapi belum punya anak, belum ideal kalau udah lama kuliah tapi belum wisuda. Bla..bla..bla… Nah lho. Padahal kan urusan hidup kita itu ada di tangan Allah. Yah, walaupun kita juga harus ikhtiar, tapi setidaknya kurang etis jika pertanyaan tersebut dilontarkan dengan nada seakan-akan mendesak.

Siapa tahu seseorang belum menikah bukan karena tidak ingin menikah. Dia sudah berusaha berikhtiar, dari mulai datengin ustadz dan murabbi, Tanya-tanya teman dan kerabat tentang kandidat yang kira-kira cocok. Tapi urusan jodoh tentunya masih misteri untuk sebagian orang yang masih menjomblo.

Siapa tahu seseorang belum punya anak karena memang belum ditakdirkan oleh Allah, bukan karena pil KB atau karena nggak mau punya anak dengan alasan kesibukan.

Siapa tahu seseorang belum wisuda karena selain kuliah, dia juga harus kerja sampingan untuk menghidupi diri dan keluarganya, atau sibuk di organisasi. Bukan karena malas-malasan lho ya.
Mungkin buat orang yang suka nyolot akan menjawab dengan jawaban yang pedas sepedas rujak, “Emangnya kamu siapa, nanya gitu. Emak gue bukan! Hidup gue ya terserah gue!”

Tapi guys nggak sebegitunya kali. Kalau memang ada yang bertanya, ya jawab saja dengan santai. Biasanya saya suka menjawab dengan gurauan ketika ditanya kapan nikah.

“Husni, kapan nih nyusul.” Tanya seorang sohib ketika saya menghadiri walimahan seorang teman.
Saya hanya nyengir kuda dan bilang, “Insya Allah, secepatnya.” Ya mudah-mudahan jawaban saya sekaligus menjadi doa buat saya. Siapa tahu Allah mempercepat jodoh saya. Hehe. Aminin dong.

Di kesempatan yang lain, ketika saya pulkam saya bertemu dengan adik perempuan saya yang sudah menikah. Dia sudah punya anak. Anaknya lucu banget. (kok malah kemana-mana ya, oke kembali ke laptop). Jadi , saking gemesnya saya bawa keponakan saya ke rumah tetangga saya. Eh, si tetangga bilang, ‘Husni, itu adiknya udah mau punya anak dua, kapan nih mau nikah. Umur udah cukup. Apalagi yang mau ditunggu.”

Saya hanya mesem. Alih-alih tersinggung, saya menjawabnya dengan gurauan. “Teteh mau ngamplop berapa emang. Hehe.”  

Tetangga saya itu tertawa, “Teteh mah mau bantu doa aja.”

“Jangan cuman doa atuh the. Sok sodorin kandidatnya yang cocok dan pas buat saya.”

Nah guys, jadi intinya buat kamu yang sering ditanya kayak gini, nggak usah marah. Dijawab aja dengan santai dan minta doanya dari si penanya. Kalau kamu emang tipe orang yang suka nanya, bertobatlah J, karena pertanyaanmu terkadang membuat mereka sedikit tersinggung. Saling pengertian aja.

BTW, ini bukan curhat. Cuman mencurahkan unek-unek yang mengganjal. (lho, apa bedanya J)
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment