Zaman milenial
seperti sekarang ini medan dakwah itu sangatlah luas dan tidak berbatas. Dakwah
tidak dibatasi oleh tempat dan waktu, juga tidak dibatasi oleh media. Jika
zaman dulu kita hanya mengenal dakwah dari podium ceramah dan dari buku-buku,
maka sekarang konten dakwah kita bissa akses dari media sosial, blog-website,
dan dari video online. Dan tentu saja kita banyak menemukan konten dakwah dari
youtube.
Hatta ustadz-ustadz
yang kita kenal pun ada yang memiliki chanel youtube atau setidaknya
video-video mereka disebar oleh jamaah yang menyukainya.
Dan hal ini juga
bisa menjadi kesempatan untuk kita. Jika kita memiliki semangat berdakwah, maka
gunakanlah media internet yang sekarang ada di genggaman tanganmu. Kamu bisa
menshare video ceramah-ceramah ustadz di media sosial atau di chanel youtube
yang kamu punya.
Atau jika kamu
memiliki kreatifitas dan kompetensi dalam berbicara, kamu juga bisa membuat
konten dakwah sendiri. Kamu berbicara tentang berbagai hal yang penting untuk
diketahui berkaitan tentang islam –tentunya hal ini harus sejalan dengan kaidah
islam yang benar- sehingga banyak orang yang mengambil manfaat dari videomu.
Apalagi jika video yang kamu bikin memiliki kualitas yang bagus dengan
kreatifitas yang mumpuni, sehingga orang tidak bosan dengan apa yang kamu
sajikan.
Tapi ada satu hal
yang harus diwaspadai ketika kamu menjadi seorang youtuber. Terkadang
popularitas bisa membutakan sehingga membuat kita lupa akan tujuan. Hanya demi
popularitas yang menanjak, kita pada akhirnya harus menanggalkan idealisme
diri. Kita lebih mementingkan ide-ide dan kreatifitas yang menghibur ketimbang
sisi dakwahnya. Sehingga pada akhirnya, konten dakwah kita semakin kering tak
bermakna.
Saya mengamati
beberapa youtuber –saya tidak perlu mention namanya di sini ya- yang dulunya
memiliki konten-konten dakwah yang bagus, tapi pada akhirnya harus menyerah
dengan tuntutan pemirsa. Dulu mereka begitu menawan dengan konten dakwahnya,
tapi pada akhirnya mereka hanya membuat konten yang semata hiburan dan
lucu-lucuan.
Pada akhirnya itu
kembali kepada kita. Apakah kita hendak memanfaatkan kesempatan ini? Kemudian
apakah kita akan mencoba bertahan dengan idealisme kita di tengah gempuran
ketenaran.
Sumber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=Wsg2L8TESdU
No comments:
Post a Comment