Ada kesalahan persepsi yang dianggap sebagai suatu kebenaran
dalam meraih harapan yang baik di masa depan. Persepsi yang justru membuat
kehidupan seseorang terpuruk pada keputus asaan dan berbagai keluhan. Apa itu?
Tentunya anda tidak asing lagi dengan istilah ‘Follow your
Passion. Ikuti keinginan atau hasrat anda.”
Kemudian kita juga sering mendengar tips-tips kesuksesan
bahwa kita harus selalu bertahan dan tidak boleh menyerah untuk menggapai
mimpi-mimpi kita.
Baiklah, saya memahami pentingnya kegigihan dan dorongan
untuk menggapai kesuksesan. Setiap orang memiliki kemampuan dan kecenderungan
yang berbeda. Tapi kita harus melihat diri kita sendiri; kita memiliki keahlian
di bidang apa? Jangan sampai kita tidak memiliki kemampuan dalam sesuatu hal,
tapi kita sangat ingin meraihnya. Kita harus mengukur diri, jika kita memiliki
kemampuan di bidang A, maka tekunilah bidang A tersebut. Jangan berharap dari
bidang keahlian B, walaupun itu terlihat menarik dan kita menginginkannya.
Oke, izinkan saya memberi satu contoh nyata tentang hal ini. Saya
akan meyoroti fenomena Indonesian Idol atau acara semacamnya.
Tahun demi tahun, banyak yang mendaftarkan diri pada acara
pemilihan penyanyi berbakat. Mereka mengikuti ajang tersebut hanya untuk
mengetahui bahwa mereka tidak memiliki ketrampilan menyanyi. Dunia dipenuhi
oleh orang-orang yang tidak bisa menyanyi. Dan mereka shock dan terkejut karena
mereka ditolak.
Tapi ini tidak ada hubungannya dengan hobi. Jika kita
berbicara tentang hobi, maka kita tidak boleh menyalahkan orang yang hobi
menyanyi walau suaranya jelek dan membuat sakit telinga. Silakan hobi
menuntutmu untuk bersenang-senang. Selama hobi yang dilakukan bernilai positif.
Tetapi ketika kita berbicara tentang mencari nafkah,
penghasilan untuk menggantungkan kehidupan, maka tak ada istilah ‘Follow your
passion’. Hanya kerena hasrat dan
ketertarikan pada satu hal, bukan berarti kita bisa meraihnya dan sesuai dengan
harapan kita.
Yang harus kita camkan adalah bahwa kita harus mengikuti
peluang, bukan hasrat dan keinginan. Betapa tidak sedikit orang yang
mati-matian untuk memperoleh penghidupan dari sesuatu pekerjaan yang menjadi
hasratnya, disaat yang bersamaan dia telah membiarkan belasan peluang itu
berlalu begitu saja.
Betapa banyak orang yang terbius dengan istilah ‘karier yang
baik.’ Sementara itu banyak di luar sana orang-orang yang sukses di bidang yang
justru dijauhi dan tidak diminati oleh orang lain. Bahkan banyak yang menjadi
jutawan dan makmur karena tidak memiliki pesaing di dalam bidangnya. Oleh karena
itu, inilah pentingnya peluang. Dan tidak penting bagi kita untuk mengikuti
hasrat dan arus yang kadung menjadi penilaian di mata orang-orang.
Sebagai contoh, ada seorang pekerja tangki septik yang sangat
sukses, seorang multi-jutawan, yang memberi tahu saya rahasia keberhasilannya:
"Saya melihat ke sekeliling untuk melihat ke mana orang
lain menuju," katanya, "Dan kemudian saya pergi ke arah yang
berlawanan. Lalu saya berhasil dalam pekerjaan saya. Lalu saya mulai makmur.
Dan kemudian suatu hari, saya menyadari bahwa banyak orang yang tertarik dengan
omong kosong yang diberikan oleh orang lain berkaitan dengan karier.”
Yang perlu kita perhatikan juga adalah keinginan dan hasrat
tanpa kemampuan adalah omong kosong. Oleh karena itu, lihatlah diri kita dan
kita bisa menilai kemampuan kita ada dalam bidang apa? Jika kita hanya
mengandalkan hasrat tanpa melihat kemampuan kita, maka itu adalah perangkap
yang membuat kita tidak bisa bangun untuk sukses.
No comments:
Post a Comment