Pelajaran bisa kita dapatkan darimana saja. bahkan dari
benda-benda di sekitar kita, kita bisa menemukan banyak filosofi dan patut kita
renungkan. Salah satu diantara benda yang bisa kita ambil contoh adalah besi.
Suatu ketika ada seonggok besi mentah yang baru saja diambil
dari pertambangan. Kemudian besi-besi itu dipisahkan menjadi tiga bagian untuk
didistribusikan ke berbagai perusahaan. Besi yang pertama dikirim ke perusahaan
pembuatan kendaraan, besi yang kedua dikirim ke perusahaan pembuat alat-alat
dapur dan besi yang ketiga dikirim ke perusahaan pembuatan material bangunan.
Setelah itu ketiga besi itu diproses di pabrik masing-masing
hingga pada akhirnya menjadi barang-barang yang berguna, sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh pabriknya. Besi pertama menjadi bahan dasar mobil ferari
terbaru yang mewah, besi kedua menjelma menjadi bahan dasar peralatan dapur
yang mengkilap, dan besi yang ketiga menjadi material bangunan.
Sekarang mari kita bayangkan di benak kita, berapa harga
mobil ferari yang mewah? Berapa harga peralatan dapur yang mengkilap? Dan
berapa harga material bangunan? Semuanya pasti memiliki harga yang berbeda.
Bahkan jauh berbeda satu sama lainnya. Padahal materi yang digunakan sama.
Yakni besi. Ya, meski harus dicampur dengan bahan-bahan dasar lainnya, tapi
besi menjadi komponennya.
Dari gambaran ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa setiap
orang itu pada dasarnya memiliki potensi yang hampir sama, memiliki waktu dan
kesempatan yang sama. Hanya saja setiap orang menyikapinya dengan berbeda satu
sama lain. Diantatara manusia ada yang memilih untuk memiliki harga yang
tinggi, harga yang sedang dan harga yang murah, itu semua tergantung dari kerja
keras, keuletan dan kesabaran kita dalam menggapainya.
Tidak cukup sampai disini kita berbicara tentang besi. Mari
kita kupas filosofi lain dari besi.
Sebagaimana kita tahu, besi dikenal sebagai materi yang
memiliki sifat istimewa, yakni keras. Tapi sekeras apapun besi itu, pada
keadaan tertentu bisa lebur dan mencair. Sehingga bisa dibentuk sesuai dengan
apa yang kita inginkan.Selain itu sekuat apa pun besi, tetap saja dia akan
mudah mengalami korosi sehingga mudah berkarat.
Pelajaran yang pertama, besi akan patuh pada siapa pun yang
membentuknya. Begitu pun seseorang bisa patuh dididik dan diluruskan selama dia
bersedia patuh dan menyerahkan hatinya pada kebenaran. Sekeras apa pun hati
seseorang, jika ia ikhlas menerima kebenaran, maka ia akan mudah menerimanya.
Oleh karena itu, seorang murid atau pelajar harus selalu
hormat, percaya dan tunduk pada gurunya supaya dia mendapatkan ilmunya. Bahkan para ulama sangat menyadari bahwa
tidak ada pendidikan yang berfungsi selama murid tidak bersedia mematuhi
gurunya, sebagaimana sulitnya pasien untuk sembuh jika ia tidak mau menuruti
nasehat dokternya.
Pelajaran yang kedua dari besi, besi tidaklah mudah untuk
dicairkan. Kita butuh tingkat kepanasan hingga seribu derajat celcius untuk
membuat besi itu cair dan mudah dibentuk. Begitu juga dengan kita sebagai guru
atau pendakwah, terkadang ada orang yang membutuhkan waktu yang lama untuk
mendidiknya. Kita harus sabar meluluhkan hati mereka hingga menjadi lunak dan
mudah untuk dibimbing.
Pelajaran yang ketiga dari besi, besi sangat mudah berkarat
jika tidak dirawat. Begitu juga dengan hati dan jiwa manusia. Jiwa kita akan
mudah berkarat oleh dosa-dosa yang dilakukan secara terus menerus. Oleh karena
itu rawatlah diri kita dengan taubat dan amal sholih sehingga jauh dari karat
dosa. rawatlah keluarga kita, murid kita, dan mad’u kita dari karat-karat
maksiat dengan pendidikan dan arahan yang baik secara kontinyu.
Akhir kata, semoga kita bisa mengambil hikmah dari filosofi
besi.
Wallahu a’lam
No comments:
Post a Comment