19 Mar 2018

Filosofi Besi




Pelajaran bisa kita dapatkan darimana saja. bahkan dari benda-benda di sekitar kita, kita bisa menemukan banyak filosofi dan patut kita renungkan. Salah satu diantara benda yang bisa kita ambil contoh adalah besi.

Suatu ketika ada seonggok besi mentah yang baru saja diambil dari pertambangan. Kemudian besi-besi itu dipisahkan menjadi tiga bagian untuk didistribusikan ke berbagai perusahaan. Besi yang pertama dikirim ke perusahaan pembuatan kendaraan, besi yang kedua dikirim ke perusahaan pembuat alat-alat dapur dan besi yang ketiga dikirim ke perusahaan pembuatan material bangunan.

Setelah itu ketiga besi itu diproses di pabrik masing-masing hingga pada akhirnya menjadi barang-barang yang berguna, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pabriknya. Besi pertama menjadi bahan dasar mobil ferari terbaru yang mewah, besi kedua menjelma menjadi bahan dasar peralatan dapur yang mengkilap, dan besi yang ketiga menjadi material bangunan.

Sekarang mari kita bayangkan di benak kita, berapa harga mobil ferari yang mewah? Berapa harga peralatan dapur yang mengkilap? Dan berapa harga material bangunan? Semuanya pasti memiliki harga yang berbeda. Bahkan jauh berbeda satu sama lainnya. Padahal materi yang digunakan sama. Yakni besi. Ya, meski harus dicampur dengan bahan-bahan dasar lainnya, tapi besi menjadi komponennya.

Dari gambaran ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa setiap orang itu pada dasarnya memiliki potensi yang hampir sama, memiliki waktu dan kesempatan yang sama. Hanya saja setiap orang menyikapinya dengan berbeda satu sama lain. Diantatara manusia ada yang memilih untuk memiliki harga yang tinggi, harga yang sedang dan harga yang murah, itu semua tergantung dari kerja keras, keuletan dan kesabaran kita dalam menggapainya.

Tidak cukup sampai disini kita berbicara tentang besi. Mari kita kupas filosofi lain dari besi.
Sebagaimana kita tahu, besi dikenal sebagai materi yang memiliki sifat istimewa, yakni keras. Tapi sekeras apapun besi itu, pada keadaan tertentu bisa lebur dan mencair. Sehingga bisa dibentuk sesuai dengan apa yang kita inginkan.Selain itu sekuat apa pun besi, tetap saja dia akan mudah mengalami korosi sehingga mudah berkarat.
Pelajaran yang pertama, besi akan patuh pada siapa pun yang membentuknya. Begitu pun seseorang bisa patuh dididik dan diluruskan selama dia bersedia patuh dan menyerahkan hatinya pada kebenaran. Sekeras apa pun hati seseorang, jika ia ikhlas menerima kebenaran, maka ia akan mudah menerimanya.
Oleh karena itu, seorang murid atau pelajar harus selalu hormat, percaya dan tunduk pada gurunya supaya dia mendapatkan ilmunya.  Bahkan para ulama sangat menyadari bahwa tidak ada pendidikan yang berfungsi selama murid tidak bersedia mematuhi gurunya, sebagaimana sulitnya pasien untuk sembuh jika ia tidak mau menuruti nasehat dokternya.
Pelajaran yang kedua dari besi, besi tidaklah mudah untuk dicairkan. Kita butuh tingkat kepanasan hingga seribu derajat celcius untuk membuat besi itu cair dan mudah dibentuk. Begitu juga dengan kita sebagai guru atau pendakwah, terkadang ada orang yang membutuhkan waktu yang lama untuk mendidiknya. Kita harus sabar meluluhkan hati mereka hingga menjadi lunak dan mudah untuk dibimbing.
Pelajaran yang ketiga dari besi, besi sangat mudah berkarat jika tidak dirawat. Begitu juga dengan hati dan jiwa manusia. Jiwa kita akan mudah berkarat oleh dosa-dosa yang dilakukan secara terus menerus. Oleh karena itu rawatlah diri kita dengan taubat dan amal sholih sehingga jauh dari karat dosa. rawatlah keluarga kita, murid kita, dan mad’u kita dari karat-karat maksiat dengan pendidikan dan arahan yang baik secara kontinyu.
Akhir kata, semoga kita bisa mengambil hikmah dari filosofi besi.
Wallahu a’lam

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment