24 Feb 2018

Filosofi Sepatu


“Tak pernah sama, tapi saling melengkapi.”

Sepatu kiri dan kanan tidak memiliki bentuk yang sama. Namun keduanya akan melengkapi. Kemanapun perginya, sepatu bagian kiri dan kanan akan saling melengkapi. Bahkan apabila salah satunya tidak ada, maka sepatu tersebut tidak akan berarti. Pun kita, ketika menghadapi perbedaan, bukan alasan untuk merenggangkan ikatan persaudaraan dan kepedulian.

“Saling pengertian”

Sepatu memiliki sifat saling pengertian. Sepasang sepatu tidak harus melangkah bersama-sama. Namun dalam berjalan, sepatu harus bergantian. Jika yang satu melangkah ke depann, maka yang lainnya menopang di belakang, begitu sebaliknya. Keduanya seolah mengerti mana yang harus didahulukan. Dirinya atau pasangannya. Sehingga dengan keselarasan ini terciptalah sebuah langka yang indah.

Dengan sifat saling pengertian ini, kedua sepatu pun akhirnya bisa mencapai tempat tujuan. Keduanya tidak hanya berangkat bersama, namun juga akan sampai tujuan secara bersama-sama pula apabila kedua sepatu tersebut saling pengertian.

“Persamaan derajat dan kesetiaan.”

Sepasang sepatu tidak pernah merasa dirinya lebih tinggi dan hebat dari pasangannya. Sebaliknya, sepasang sepatu akan memiliki derajat yang sama. Jika salah satu dari mereka berada di lantai bawah, maka salah satunya juga berada disitu.

Begitu juga apabila salah satunya berada di lantai atau di puncak gunung, maka bagian yang lain akan berada di tempat yang sama. Di manapun berada, sepasang sepatu akan berada di tempat yang sama. Bahkan tidak mungkin satu bagian sepatu meninggalkan bagian lainnya karena merasa lebih baik.

“Penampilan bukanlah jaminan”

Salah satu pelajaran dari sepatu adalah penampilan bukanlah jaminan. Sebagus dan semahal apapun sepatu anda, tetaplah berada di bawah dan diinjak-injak. Artinya penampilan bukanlah jaminan untuk hidup mulia.

“Pasangan serasi”

Sepatu adalah salah satu contoh pasangan serasi. Bagian kanan dan kiri yang di buat tidak sama ternyata merupakan pasangan yang serasi. Mau berjalan kemanapun, sepatu selalu beriringan. Dua sosok tersebut selalu berangkat dan menuju tujuan yang sama. Begitulah, kadang keserasian timbul dari adanya perbedaan yang melengkapi satu sama lain. Melengkapi kekurangan yang ada pada pasangannya.

Keserasian sepasang sepatu tidak hanya ketika dipajang, namun dalam perjalanan kedua sepatu juga harus serasi. Satu hal lagi, pasangan sepatu tidak akan nyaman digunakan jika bukan miliknya atau bukan pasangannya. Keserasian ini membuktikan kesetiaan dalam berhubungan satu sama lainnya. Coba kita pikir, sangat tidak elok ketika kita memakai sandal dengan corak, bentuk dan warna yang berbeda satu dengan yang lain. Alih-alih nyaman, kita akan malu dan risih ketika memakainya.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment