Alkisah, ada seorang perempuan muda yang baru menikah,
kemudian tinggal bersama suami dan ibu mertuanya.
Dalam waktu yang sangat singkat, perempuan itu sudah
menyadari bahwa dia sama sekali tidak bisa bergaul dengan ibu mertuanya.
Kepribadian mereka sangat berbeda, dan perempuan itu marah dan kesal dengan kebiasaan-kebiasaan
ibu mertuanya yang dianggap buruk. Selain itu, perempuan itu mengangap ibu
mertuanya sosok yang mudah mengkritik dan menyalahkan dirinya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Mereka berdua tidak
pernah berhenti berdebat dan bertengkar. Semua ketidak beresan di rumah
tersebut menyebabkan suami si perempuan sangat tertekan.
Akhirnya, perempuan muda tersebut tidak tahan lagi dengan
keadaan buruk dan kediktatoran ibu mertuanya, dan dia memutuskan untuk
melakukan sesuatu mengenai hal itu.
Perempuan itu pergi menemui teman baik ayahnya yang menjual
ramuan herbal. Dia menceritakan situasinya dan bertanya apakah dia akan
memberinya racun agar dia bisa memecahkan masalah itu untuk selamanya. Penjual
ramuan itu berpikir sejenak, dan akhirnya berkata, "Saya akan membantu
Anda memecahkan masalah Anda, tapi Anda harus mendengarkan saya dan mematuhi
apa yang saya katakan."
Perempuan itu berkata, "Ya, Tuan, saya akan melakukan
apapun yang Anda katakana, supaya saya bisa terbebas dari ibu mertua saya."
Ahli ramuan itu pergi ke ruang belakang, dan kembali beberapa
menit dengan satu paket ramuan obat. Dia mengatakan kepada perempuan itu
"Anda tidak bisa menggunakan racun yang
membuat ibu mertua Anda mati seketika, karena itu akan menyebabkan orang
menjadi curiga. Karena itu, saya telah memberi Anda sejumlah ramuan yang
perlahan akan meracuni tubuh ibu mertua Anda. Setiap hari kamu harus menyiapkan
makanan enak dan menaruh sedikit ramuan ini untuknya. Sekarang, untuk
memastikan tidak ada yang mencurigai Anda saat dia meninggal, Anda harus sangat
berhati-hati untuk bersikap sangat ramah terhadapnya. Jangan berdebat
dengannya, taatilah setiap keinginannya, dan perlakukan dia seperti ratu.
"
Perempuan itu sangat bahagia. Dia mengucapkan terima kasih
kepada si ahli ramuan dan bergegas pulang untuk memulai rencana pembunuhan ibu
mertuanya.
Beberapa minggu berlalu, beberapa bulan berlalu, dan setiap
hari, perempuan itu menyajikan makanan yang diolah secara khusus untuk ibu
mertuanya. Dia ingat apa yang dikatakan si penjual ramuan tentang menghindari
kecurigaan, jadi dia mengendalikan emosinya, menaati ibu mertuanya, dan
memperlakukannya seperti ibunya sendiri. Setelah enam bulan berlalu, hubungan
mereka sudah berubah.
Perempuan itu telah mempraktekkan mengendalikan emosinya
sedemikian rupa sehingga dia menemukan bahwa dia hampir tidak pernah marah. Dia
tidak bertengkar selama enam bulan dengan ibu mertuanya, yang sekarang tampak
jauh lebih ramah dan mudah bergaul.
Sikap ibu mertua terhadap menantunya itu berubah, dan dia
mulai mencintai menantunya seperti putrinya sendiri. Dia terus memberi tahu
teman dan kerabatnya bahwa istri anaknya itu adalah menantu perempuan terbaik
yang pernah ditemukannya. Perempuan itu dan ibu mertuanya sekarang saling
memperlakukan seperti ibu dan anak sejati.
Suami si perempuan sangat senang melihat apa yang terjadi.
Suatu hari, perempuan itu datang menemui si penjual ramuan dan
meminta bantuannya lagi. Dia berkata, "Tuan, tolong bantu saya untuk
menghentikan racun yang ada di tubuh ibu mertua saya. Dia berubah menjadi
wanita yang baik, dan aku mencintainya seperti ibuku sendiri. Aku tidak ingin
dia mati karena racun yang kuberikan padanya. "
Si penjual ramuan tersenyum dan mengangguk. "Tidak ada
yang perlu dikhawatirkan. Aku tidak pernah memberimu racun apa pun. Ramuan yang
saya berikan adalah vitamin untuk meningkatkan kesehatannya. Satu-satunya racun
itu ada di dalam pikiran dan sikap Anda terhadapnya, tapi semua itu telah hilang
oleh cinta yang Anda berikan kepadanya. "
No comments:
Post a Comment