Hari ini sebelum kita berpikir untuk mengatakan sebuah kata yang tidak baik, pikirkan seseorang yang tidak bisa berbicara dengan lidah dan mulut mereka.
Sebelum kita mengeluh tentang rasa makanan yang terhidang di hadapan kita, pikirkan bahwa masih ada orang yang tidak bisa makan.
Sebelum kita mengeluh tentang suami atau istri kita, pikirkanlah seseorang yang merana karena tidak punya pasangan hidup.
Sebelum kita mengeluh tentang kehidupan yang kita miliki, pikirkanlah ada orang yang berjuang untuk bertahan hidup walau dengan membayar mahal.
Sebelum kita mengeluh tentang anak-anak kita, pikirkanlah ada orang yang menginginkan anak karena mereka ditakdirkan untuk tidak memiliki anak alias mandul.
Saat kita mengeluh tentang pekerjaan kita, pikirkanlah betapa banyak orang yang menganggur dan berharap memiliki pekerjaan, atau penyandang cacat yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Kita tidak bisa
membuat seseorang mencintai kita. Yang bisa kita lakukan adalah menjadi
seseorang yang layak untuk dicintai. Sisanya terserah kepada mereka yang
mencintai.
Perlu waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan, dan
hanya beberapa detik untuk menghancurkannya.
Betapapun
baiknya teman, mereka akan menyakiti Anda sesekali dan Anda harus memaafkan
mereka untuk itu.
Jangan pikirkan
tentang apa yang kita miliki dalam kehidupan kita, tapi pikirkanlah siapa yang
kita miliki dalam hidup kita. Itu yang terpenting.
Tidak perlu
banyak alasan untuk memaafkan seseorang. Karena permaafkan tak butuh alasan,
apa pun itu.
Kadang kita
menganggap orang yang mencintai kita tidak mencintai kita hanya karena mereka
mencintai kita dengan cara yang tidak kita inginkan.
Terkadang kita
tidak hanya dituntut untuk memaafkan orang lain. Kita juga harus belajar
memaafkan diri sendiri. Tak sedikit yang kecewa dengan menyalahkan dirinya
sendiri dengan semua kekacauan yang terjadi.
Seberapa buruk
kesedihanmu, dunia akan terus berputar di porosnya dan tidak akan berhenti.
Oleh kerena itu, tak ada alasan untuk berhenti ketika kesedihan, putus asa dan
kecewa menghampiri. Teruslah berbuat seperti bumi yang terus berputar.
No comments:
Post a Comment