Seorang profesor filsafat ketika sedang memberikan kuliah
mengeluarkan sebuah botol mayones yang sudah kosong. Kemudian ia mengeluarkan
beberapa batu yang kemudian diisikannya ke botol itu. Ketika sudah dua batu
diisikan, sudah tak ada tempat lagi bagi batu ketiga. Ia bertanya pada
mahasiswanya apakah botol itu sudah penuh? Mahasiwanya mengiyakan.
Kemudian ia mengambil kerikil kecil. Dimasukkannya kerikil
itu ke botol dan botol itu dikocok-kocoknya. Kerikil-kerikil itu akhirnya masuk
bergulir memenuhi ruang di antara batu-batu itu. Sekali lagi ia bertanya apakah
botol itu penuh? Mahasiswanya menjawab ya.
Lalu profesor itu mengambil pasir dan menuangkannya ke botol.
Setelah botol itu diguncang-guncangkan beberapa kali, pasir itu masuk mengisi
ruang yang masih tersisa memenuhi botol.
Semua mahasiswa tersenyum.
***
Sahabat, botol ini mengibaratkan hidup kita. Batu-batu ini
adalah hal-hal yang paling penting dalam hidup kita yaitu , keluarga,
kesehatan, anak-anak kita. Kerikil-kerikil ini adalah hal-hal lain yang juga
penting dalam hidup kita, misalnya pekerjaan, pengetahuan, ketrampilan kita.
Pasir adalah hal-hal lain seperti hobby dan kesenangan kita.
Bila kita memasukkan kerikil dan pasir terlebih dahulu maka
tak ada ruang lagi buat batu. Begitu juga dengan hidup kita. Bila kita
mencurahkan seluruh energi dan waktu kita untuk hal-hal yang kecil, materi, kedudukan,
kesenangan, maka kita tak mempunyai ruang lagi untuk hal yang benar-benar
penting dalam hidup kita.
Berikan prioritas pada hal yang terpenting. Beri perhatian pada
isteri atau suami dan anak-anak kita. Dan jangan lupa berikan pula waktu bagi Sang
Pencipta, karena pertemuan dan ridho-Nyalah, tujuan utama kita. Jangan khawatir,
kita akan tetap punya waktu untuk pekerjaan dan kesenangan, karena hal-hal itu
hanyalah kerikil dan pasir saja.
No comments:
Post a Comment