23 Jul 2017

Ketika 'Akhwat Sunnah' Dilamar 'Ikhwan Wajib'


Saat berselancar di sebuah grup WA pembaca majalah Islam, saya menemukan dua tulisan, atau boleh dibilang cerita pendek yang ringan tapi ngena. Dua cerita yang secara tidak langsung menohok saudara 'salafi' yang terkena virus ta'ashub akut.

Silakan disimak, dan selamat menikmati.
---
Ketika 'Akhwat Sunnah' Dilamar 'Ikhwan Wajib'

Oleh : Sahlan Ahmad

“Ayah, kalau aku dilamar Mas Fadhli, Ayah setuju ngga?”

“Siapa, Fadhli anak Padang itu? Nggak, Ngak boleh!”

“Kenapa Yah, kenapa ngga boleh? Mas Fadhli itu baik, pintar, ganteng pula.”

“Fadhli itu Hizbiyyun, ngajinya sama Ustadz Abdullah Manaf. Nanti sesat kamu!”

“Ayah, Katanya kita ngga boleh ta’ashub. Ngga boleh fanatik buta kepada golongan. Kenapa Ayah jadi begitu?”

“Iya... Ayah tau, tapi diakan Hizbiyun....”

“Ayah, setau saya Ustad Abdullah Manaf itu ngga punya partai deh Yah.... Beliau juga ngga dukung orang partai... dan ngga dukung partai tertentu...

(Pak Lukman sejenak terdiam, memikirkan perkatan putrinya yang ternyata yang sudah dewasa)

“Ayah, coba Ayah pikir. Semua ulil amri kita orang partai. Kita taat kepada mereka. Justru kita yang layak disebut Hizbiyun.

“Nita, prseiden kita memang Hizbi. Tapi kalau mereka sudah jadi imam kita, kita taat kepada mereka pada hal yang makruf, dan mengingkarinya dalam kemungkarannya.

“Ayah, kenapa ayah juga tidak berpikir seperti itu kepada Mas Fadhi. Kalau Mas Fadhli sudah jadi imam dalam keluarga Nita, Nita akan taat padanya dalam hal yang makruf...”

“Ayah tidak ingin punya menantu yang suka demo, suka melawan penguasa!”

“Ayah, demo itu bukan urusan akidah. Dia masuk ranah fikih. Ulama berbeda pendapat di dalamnya. Lagi pula, negara kita membolehkan demonstrasi. Justru kalau ayah menolak demonstrasi, Ayah lah yang melawan penguasa.”

“Ayah hanya ingin punya menantu yang menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai manhaj.”

“Ayah, dulu ayah pernah bilang, “Semua sekte sesat dalam Islam mengklaim, kalau mereka di atas Al-Qur’an dan Assunah. Padahal kenyataannya mereka berada dalam kesesatan.”

“Ayah, apa tidak mungkin, kalau kita juga seperti mereka. Mengaku pengikut Salaf, padahal prinsip hidup kita jauh dari ajaran Salaf. Nita takut Yah...."

“Ayah begitu hati-hati menyerahkan Nita kepada seorang lelaki shaleh. Tetapi kenapa ayah begitu tega menyerahkan jutaan akhwat, kepada lelaki yang tidak takut kepada Allah, untuk menguasai bangsa dan negara?"

(Ayah Nita hanya terdiam mendengarkan penuturan putri sulungnya... hatinya bergejolak, apa kata Ustadz-Ustadz Sunnah, kalau sampai ia punya menantu orang Hizbi).
Piye iki.. Piye iki..
---

Ketika curhat ke 'Temen Sunnah'

Oleh : Izza Mujahid

"Akhi, ana punya niat untuk menikah..." 

"Maa Syaa Allaah. Emang udah punya calon?" 

"Sudah, ana sudah ada niatan untuk khitbah Nata minggu depan, gimana menurut antum?" 

"Siapa? Nata anaknya Pak Musa samping masjid itu? Wah, menurut ana kalian nggak cocok!" 

"Lho kenapa? Nata kan anaknya Sholihah, baik, kata orang dia cantik pula, bercadar menambah nilai disisi-Nya. Maa Syaa Allaah..."

"Kamu tau, Pak Musa itu ngajinya sama Ustadz Abdul Manaf, Ustadznya Hizbiyyun... Nanti sesat kamu! Cari yang lain saja! Kayak enggak ada akhwat sunnah aja! "

"Lho, Nata kan baru lulus dari Ma'had, pasti kan diajari sunnah-sunnah Rosulullah?"

"Iya ana tau, tapi Pak Musa itu enggak satu Manhaj Salaf dengan kita!"

"Akhi, setahu ana, Manhaj Salaf itu adalah metode ataupun cara yang ditempuh oleh para generasi Salaf, Manhaj Salaf bukan milik organisasi manapun atau milik ustadz siapapun... Jadi selama Pak Musa mengikuti cara para generasi salaf dalam beramal, maka beliau mengikuti Manhaj Salaf. Pak Musa juga berjenggot dan ndak isbal kog... Nyunnah kan?"

"Tapi Pak Musa itu Islam garis keras, ekstrimis, khowarij, dia tuh sempat ikut demo 212 kemarin..."

"Akhi... Apakah ada ciri-ciri Ushul khowarij pada beliau? Bukan kah kita tau, kalau Ushul Khowarij itu ada dua, pertama, _Khuruj 'Anis Sunnah_ (keluar dari Sunnah) dan yang kedua _Ghuluw Fit Takfiir_ (Ghuluw dalam masalah takfir) termasuk juga menghalalkan darah kaum muslimin... Apakah ada ciri-ciri diatas pada beliau?"

(Humam sejenak terdiam, memikirkan setiap kalimat yang keluar dari sahabatnya)

"Akhi... Kita harus pahami dulu apa itu khowarij, sejarah munculnya khowarij, seluk-beluk khowarij dahulu dan khowarij gaya modern sebelum kita men-cap orang lain sebagai khowarij. Atau malah kita yang sebenarnya khowarij, karena menghalalkan darah para pendemo?" 

"Pak Musa itu pro-jihad...!"

"Lha apa antum menolak syari'at Jihad? Menolak Sunnah Rasulullah? Katanya kita Nyunnah? Manhaj Salaf? Atau cuma ngaku-ngaku aja?"

"#$$@#$&#/....."

(Humam hanya bisa diam...diam..dan diam membisu... Melihat sahabatnya yang mulai tidak Nyunnah dan tidak se-manhaj 
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

2 comments: