11 May 2017

Seperti Kantong Bocor

Betapa banyak kita tidak menyadari, kita beramal tapi amal yang telah kita lakukan itu lebur menjadi debu, tak berbekas. Karena kita sendiri.
🍉
Laksana anak-anak yang membangun istana-sitana pasir yang megah ditepi pantai, kemudian ombak besar menghempasnya menjadi butiran-butiran pasir basah yang berserak.
🍉
Atau seperti mengisi air pada kantong yang bocor. Percuma kita menciduk air, toh air itu akan kembali tercurah. Jangan sampai kita mengisi air ke dalam kantong bocor.
🍉
Kita bersedekah kepada fakir miskin kemudian, tetapi di lain waktu kita menghina dan menyulitkan mereka, itu seperti kantong bocor.
🍉
Kita memakai baju yang tertutup, sehingga lelaki bukan mahrom tidak melihat kita, tetapi tubuh kita menguarkan parfum yang menguar dan menggoda lelaki. Maka itulah wanita yang seperti kantong bocor.
🍉
Kita memuliakan tamu dengan menjamunya, tapi di kesempatan yang lain kita menggunjingnya setelah dia hengkang dari rumah kita. Maka itulah tuan rumah yang seperti kantong bocor.
🍉
Pada akhirnya kita bersusah payah mengumpulkan amalan-amalan kita pada kantong bocor. Satu sisi kita mengumpulkan dengan susah payah. Di sisi lain kita tidak menyadari bahwa amal kita jatuh tercurah tiada bekasnya.
🍉
Pada akhirnya, [kelak] kita hanya bisa gigit jari saat pembagian catatan amal tiba.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment