dunia pesantren adalah dunia penjara. bukan hanya fisik yang
terpenjara dengan aturan-aturan yang melarang kita untuk mengakses dunia luar
saja. tapi juga selera makan ikut terpenjara dengan aturan-aturan seputar
makanan yang naudzubillah. dilarang jajan makanan pedes lah, jajanan gorengan
lah, makanan dengan pemanis dan pewarna buatan lah, dan lain-lain sebagainya.
alasannya supaya para santri nggak gampang sakit gara-gara makan makanan yang
tidak terjamin kesehatannya.
salahsatu makanan yang dilarang adalah mie. mie apa pun itu
namanya. makanya, ketika da ortu yang bawa mie instan, maka pihak pesantren
akan mengambilnya. dan katanya, mie itu akan dimasak oleh si bibi dapur dengan
proses yang lebih sehat. padahal maunya kita, masak mie sendiri dengan tambahan
kecap, saus dan cabe yang naudzubillah bikin lidah bergoyang-goyang. dan itu
tak akan pernah kesampaian jika kita nggak kreatif.
makanya, ketika ada kesempatan untuk keluar dari area ponpes
(khususnya hari jum’at, karena jumatannya di masjid kampong) kita biasanya
membawa uang untuk sekedar membeli mie dan saus pedas. hasil belanjaan biasanya
kita sembunyikan di balik sarung.
nah, saatnya kita beraksi di asrama dengan memasak mie
memakai setrika. hah? setrika? iya ding, setrika. kan kalian pada tahu kalo
dipesantren tuh hanya ada kompor di dapur doing. lha, masak mie pake apa selain
pake setrika. caranya setrika dicolokin kabelnya dan tunggu sampe panas kayak
oven. nah, kita taru piring atau mangkok yang berisi air dan kita rebus mie di
atasnya. kreatif kan? jangan ngaku pernah jadi santri kalo nggak kreatif!
No comments:
Post a Comment