Mark menghubungi shopia dan sara malam itu juga. Dia menyuruh kepada kedua teman perempuannya itu untuk berkumpul di rumah Stephen malam itu juga.Ia juga menyuruh Stephen menghubungi zeta dan Julius untuk datang juga. Mark sudah tidak sabaran untuk menyampaikan niatnya berlibur bersama di gedung batu tua yang terletak sebelah tenggara kota. Dan jauh-jauh hari ia pernah menyampaikan hal ini di hadapan teman-temannya itu.
“kau sudah gila mark. Jelas-jelas belum pernah ada orang
yang mau mengunjunginya. Bangunan batu tua itu tidak menarik minat wisatawan
mana pun.”sergah sara ketika mark menyampaikan maksudnya. Itu terjadi tiga
bulan yang lalu ketika mereka berkumpul di grup praktikum kimia di laboratorium
Mr. joseph.
“apa kau bilang? Aku tahu bagaimana para wisatawan domestic
sangat tertarik mengunjungi tempat itu sara. Sayangnya mereka terlalu percaya
dengan cerita-cerita kuno sialan itu.”timpal mark dengan muka ditekuk tanda tak
senang.
Sophia hampir tersedak dan dia menyimpan sup buahnya demi
mendengar apa yang dikatakan mark barusan.”cerita kuno?”
Mark megangguk.”kau belum tahu Sophia, bangunan batu tua itu
banyak menyimpan legenda-legenda murahan yang tidak benar. Biasa, orang-orang
sekitar selalu mengarang-ngarang banyak cerita yang aku sama sekali tidak
tertarik mendengarnya.”
“cerita hantu? Vampire?”
Julius berdehem,”kau rupanya belum tahu apa-apa
Sophia.Banyak beredar rumor bahwa bangunan batu tua itu bukan hanya sekedar
bangunan semata.Kata nenekku- dan aku juga ragu dengan ceritanya- di bangunan
itu ada terdapat banyak zombie yang disegel oleh kekuatan ghaib seorang
perukyat.Dan segel rukyat itu akan terbuka ketika seseorang manusia memasuki
area bangunan tersebut.”
“bagaimana nenekmu bias tahu hal itu Julius?” Tanya sara
dengan wajah penuh minat.
“tentu saja dia tahu. Nenekku menghabiskan masa kecilnya di
daerah terpencil tersebut.Dan ketika masa remajanya, ia mengikuti buyutku
pindah ke kota ini.”
Zeta menggelengkan kepalanya dan mendengus.”oh tuhan, aku
harap tidak ada diantara kita yang mempercayai cerita-cerita sialan semacam
itu. Hei, bahkan ini terdengar lucu ketika kau mempercayai hantu, zombie,
vampire dan semacamnya dank au juga sekaligus mengaku seorang mahasiswa
terpelajar jurusan kimia.”
Sara mendengus kesal.Ia tahu, perempuan berwajah latin dan
berambut hitam itu hanya menyindirnya dengan kata-katanya barusan. Karena hanya
dia seorang yang menolak usul mark untuk menghabiskan liburan musim panas di
bukit yang terdapat bangunan batu tua tersebut.”kau tidak perlu menyindirku
sedemikian rupa zeta. Atau aku akan membuka aibmu.”
Zeta tersenyum lebar.”apa aibku zeta dan kepada siapa kau akan membuka aibku?”
“kau tentunya masih ingat kan ketika praktikum kimia kau
memecahkan lima tabung kaca sekaligus dan penjaga laboratorium belum mengetahuinya sampai saat ini.”
Zeta tersenyum kecut.”oke sara. Jadi lupakan sindiranku
barusan dan aku minta maaf.”
Sara tersenyum senang.”jadi kau jangan mencoba membuatku
jengkel jika tidak ingin itu terjadi.
Mark, Stephen dan Sophia hanya tertawa mendengar perdebatan
mereka berdua.
*****
Malam itu Stephen sangat antusias menyambut kedatangan
teman-temannya.Ia sudah menyedian dua CD film terbaru untuk mereka tonton.
Selain itu ia juga menyiapkan beberapa makanan ringan dan cola di kulkas. Jadi,
selain mendiskusikan rencana liburan musim panas di bukit bangunan batu, ia
berencana menikmati malam minggu mereka dengan bersenang-senang dengan kelima
teman sefakultasnya.
Tentu saja yang pertama kali datang adalah mark.Ia memang
tipe seorang lelaki yang disiplin dan selalu tepat waktu dalam segala hal. Maka
pantas saja jika mark selalu setingkat lebih tinggi dalam hal kapabilitas
disbanding kelima temannya.
“hai kawan, kau terlihat bahagia malam ini.”seru mark
bertepatan saat Stephen membuka pintu rumahnya dan mark memarkir mobilnya.
Stephen tertawa renyah.”tentu saja aku gembira ketika kau
datang ke sini. Ini menyangkut perihal bahwa kau selalu tak punya waktu untuk
berkunjung dan mala mini justru kamu sendiri berinisiatif untuk mengumpulkan
teman-temanmu disini.”
Senyuman miring menghiasi bibir mark dan ia segera melangkah
masuk ke dalam rumah.”jadi mereka belum datang?”
Zeta dan Julius sedang di perjalanan.”
“sara dan Sophia?”
“mana aku tahu. Bukankah kau sendiri yang menghubungi mereka
dan memastikan mereka berdua datang malam ini.”
Mark kembali tersenyum.”yeah. mudah-mudahan saja sara
membuang sifat keras kepalanya dan mau ikut bersama kita.”
Stephen mendengus pelan.”sara memang terlalu penakut dan
selalu mempercayai segala hal yang tidak masuk akal. Termasuk cerita-cerita
supranatural itu.”kemudian tangannya dengan gesit mengeluarkan beberapa botol
cola dan meletakannya di atas meja.”kau mau kue kering?”
Mark mengangguk dan meraih sebotol cola dan langung
meneguknya.
Suara klakson terdengar dari arah depan.
“nah, mereka telah datang rupanya.”seru Stephen dan segera
beranjak keluar. Mark mengikutinya dari belakang. mereka melihat si kembar
Julius dan zeta tengah memarkir mobil di taman dan segera beranjak menyusuri
selasar. Dua saudara kembar itu memang selalu terlihat kompak dan akur. Mark
dan Stephen bahkan merasa iri dengan kebersamaan mereka di saat ketika mereka
berdua lebih sering bertengkar dengan saudara-saudara mereka.
“hai kalian, kami tidak terlambat kan?”Tanya zeta sembari
mengibaskan rambut lebatnya yang hitam legam.
Mark tersenyum dan menatap zeta dengan tatapan takjub. Siapa
pun tahu, bahwa mark sudah lama naksir kepada perempuan latin itu.”tentu saja
tidak. Kita masih menunggu sara dan Sophia.
*****
Dua puluh menit kemudian, sara dan Sophia muncul. Rupanya
mereka terlambat karena harus menumpang kereta malam dan menyewa taksi hingga
tepat tiba di depan rumah Stephen.
“mobil sara rusak dan masih di bengkel. Jadi, terpaksa kami
pergi dengan kereta bawah tanah malam.”ujar sara seakan merasa bersalah dengan
keterlambatannya.”dan –oh my god- aku bahkan tidak pernah menyangka rumah
Stephen sejauh ini.”
Stephen tertawa mendengar celotehan sara.”aku menyukai
daerah terpencil sara.”
Mark menganggukan kepala,”oke, kawan.Saatnya kita mulai
diskusi atau jika kita mengulur-ulur waktu ada kemungkinan buruk yang bakalan
terjadi.”
Sara menatap mark penasaran,”apa kemungkinan buruk itu
mark?”
“yeah. Jika kita tidak segera memulai diskusi kita, maka
sara dan Sophia akan terlambat pulang.”
Sophia tertawa lebar,”kau belum tahu mark.Akus udah terbiasa
pulang malam.Apalagi jika menghadiri –pesta prom atau kencan dengan pacar.”
Mark menatap tajam,”kau belum sadar apa yang aku takutkan
Sophia. Kau berkunjung ke rumah Stephen, bukan ke pesta prom di kotamu.Bisa
jadi kamu dicegat drakula atau vampire di tengah jalan yang lenggang.”kemudian
tertawa terbahak-bahak demi melihat ekspresi sara dan Sophia yang ketakutan.
Sara merengut kesal.”itu sama sekali tidak lucu!”tangannya
yang mungil memukul bahu mark. Dan ia tidak menyadari bahwa zeta melirik mereka
dengan tatapan gelisah.
Stephen mulai melangkah ke tengah-tengah meja dan duduk di
salah satu sofa.”oke mark. Mari kita mulai diskusinya.”
Mereka berenam mulai duduk melingkar dan Stephen –sekali
lagi- mengambil beberapa botol cola yang dirasa kurang dan menuangkannya ke
gelas-gelas. Tangannya cekatan mengambil beberapa bungkus snack dan popcorn.
“jadi, terimakasih kalian telah datang kesini. Sebagaimana
telah aku katakana minggu-minggu sebelumnya, kita akan mengisi liburan kita di
bukit bangunan batu tua itu. Dan aku harap sara dan Sophia sudah berubah
pikiran. Aku tak ingin kita tidak berangkat semua.” Ujar mark membuka
pembicaraan.
Sara tersenyum sarkastis,”aku kira kita mahasiswa jurusan
kimia.Ini seperti pekerjaan arkeolog, antropolog dan semacamnya yang meneliti
batu-batuan tua dan berinteraksi dengan masyarakat terpencil.”
Mark tersenyum miring,”apa salahnya sara. Bukankah kamu yang
selalu merasa tersiksa dengan tugas-tugas kimia Mrs, vanny dan sekarang kamu
bias merayakan kesenangan dengan liburan di alam yang bebas. Lagi pula ini
hanya liburan.Siapa bilang kita akan melakukan penelitian?”
Sara tersenyum tipis,”oke, aku setuju.”Ia melirik
Sophia.”aku tidak tahu dengan Sophia.”
Sophia berdehem,”oke, jika sara setuju dan ikut bersama
kalian, maka aku juga ikut.”
Mark tertawa lebar dan bertepuk tangan,”bagus.Sejak dulu
kita memang sahabat yang kompak. Tak heran jika kita tak pernah gagal dalam hal
apa pun. Semoga liburan kali ini berjalan menyenangkan.Aku yakin, sara dan
Sophia tidak akan menyesal.”
Sara dan Sophia bersitatap satu sama lain. Sara menatap mark
dengan tatapan mengintimidasi”kita lihat saja nanti.Jika acara ini benar-benar
menyebalkan, aku tak akan sudi mendengarkanmu lagi mark.”
Mark kembali tertawa lebar. Kali ini ia mengabaikan
celotehan sara.”aku sudah menyiapkan segalanya. Kita bisa menginap di salahsatu
rumah warga.Jadi kita tidak perlu membawa tenda bukan?”
“kau yakin bakalan ada penduduk sekitar yang membiarkan kita
menginap di rumahnya sementara mereka mengetahui rencana kita.”ujar Julius.”aku
dengar, penduduk kampong itu antipasti dengan orang-orang yang berusaha
memasuki situs itu. Mereka akan menganggap kita sebagai pengganggu ketenangan
dan aku yakin, mereka tidak akan membiarkan kita menjelajah bangunan batu itu.”
Mark menghela nafas,”tidak mungkin Julius.Itu cerita
klasik.Banyak orang yang percaya, banyak pula yang tidak percaya.Hei, aku juga
tahu bagaimana kehidupan penduduk kaki bukit itu. Seminggu yang lalu aku
berkunjung ke sana dan aku melihat mereka hidup layaknya kita. Mereka tidak
seperti suku-suku pedalaman papua Julius.Bukankah kau pernah ke papua dan melihat
suku pedalaman di sana?”
Julius mengangguk.
“mereka mengenal dunia modern. Hanya masih banyak diantara
mereka yang percaya akan hantu dan kekuatan gaib. Itu tak masalah.Aku punya
teman yang bisa membantu dalam hal ini.Ia punya kerabat dekat disana.”
Sara dan Sophia kini terlihat tenang setelah mendengar kata-kata terakhir mark. Sara
mengambil cola dan menuangkannya ke gelasnya yang sudah kosong.”yeah. aku pikir
ini tidak seburuk yang aku bayangkan. Jadi mark, apa yang mesti aku persiapkan
untuk liburan panjang ini.”
Mereka tertawa terbahak-bahak melihat tingkah sara yang lucu
itu. Mark menyisir rambut pirangnya dengan jemari tangannnya,”kau hanya perlu
menyiapkan segala sesuatu yang biasa dipersiapkan para wisatawan gunung. Itu
saja sara.”
“dan jangan lupa membawa makanan yang banyak. Akhir-akhir
ini aku perhatikan nafu makanmu semakin meningkat.Tubuhmu sudah menggelembung
akhir bulan ini.”timpal Stephen. Ia tertawa sarkastis.
Sara merengut dan melemparkan popcorn ke wajah Stephen.
******
“hei, kau jangan terus melamun sara. Apa kau masih khawatir
dengan zombie-zombie penghuni bangunan batu itu.”seru stephen dengan riang.
Matanya tidak lepas menatap ke depan. Sementara kedua tangannya yang memerah
karena kegerahan bertumpu di atas setir.
Sara hanya melirik sebentar.”stephen, aku lelah. Aku tak
berminat melayani omonganmu!”
Sophia yang duduk di sampingnya hanya tersenyum tipis dan
mengipasi wajahnya dengan lebaran Koran.Keringat mulai berleleran di wajahnya
yang oval.
Stephen tersenyum dan melirik sara dari kaca spion
depan,”tenang, aku akan memukul semua zombie-zombie itu. Atau aku akan
membiarkan mereka menggigit tubuhku, asalkan kau selamat.”
Sara balas melirik kea rah kaca spion,”kau bisa saja
menabrak pohon di pinggir jalan gara-gara terus menatapku seperti itu. Dan kita
akan menghabiskan waktu liburan kita di bangsal rumah sakit. Atau setidaknya
mati.”
Stephen menatap sara dengan tatapan terkejut.”oke sayang.
Maafkan aku.”Ia kembali menatap ke depan dan mempercepat laju mobilnya.
Menyusul mobil Julius yang sudah jauh di depan.
******
Sara dan Sophia mengeluarkan air dari ransel dan
meminumnya.Mereka tanpak kehausan. Bagaimana tidak, mobil stephen tidak
memiliki AC. Jadi sepanjang perjalanan itu mereka kehabisan cairan. Mark
menurunkan ransel-ransel mereka dari kap mobil
dan zeta membantu menurunkan di sampingnya. Entah kenapa, akhir-akhir
ini zeta selalu ada alas an untuk bisa dekat dengan mark. Julius dan stephen mencoba bertanya kepada
seorang petani yang sibuk mengangkut kubis dan kentang kea rah mobil bak
terbuka. Mark menatap mereka dari kejauhan dan tidak bisa mendengarkan apa yang
petani itu katakan.
Beberapa menit kemudian kedua teman lelakinya itu kembali
dan menatap mark dengan wajah tertekuk.
“apa yang mereka katakana?”
Julius menatap mark,”mereka merasa tidak senang mendengar
rencana kita.Bahkan mereka mengancam akan melaporkan hal ini kepada tetua
kampong.”
Mark mendesah pelan. Ia menatap satu persatu teman-temannya.
Stephen mendengus kesal dan menendang beberapa kerikil yang
berserakan di bawah kakinya,”masa bodoh dengan peringatan mereka.Masa bodoh
dengan tetua kampong itu.Kita sudah lelah dengan perjalanan panjang kita.Kita
tidak mungkin kembali.”
Mark menatap stephen dengan tatapan sulit ditebak. Sementara
teman-temannya yang lain diam satu sama lain.
Mark menepuk pundak stephen dan berbisik.”kau benar stephen,
kita tidak perlu kembali. Aku akan berbicara kepada tetua kampong itu.”
Sara mengangkat kepalanya yang terkulai di bahu Sophia dan
menatap mark dengan tatapan tak yakin,”apa yang akan kau katakana kepada tetua
kampong sialan itu?”
“lihat saja nanti. Aku akan mengatakan bahwa kita tidak akan
memasuki bangunan batu tua itu. Kita hanya mendirikan kemah di bukitnya itu
saja.”
“kau yakin lelaki tua itu akan percaya dengan semua kata-katamu.”tambah
zeta sangsi.
Mark mengangguk mantap.”aku tak akan kembali sampai dia
yakin dan mengalah dalam urusan kita kali ini. Aku akan menghadapinya dengan
stephen. Kalian tunggu di sini.”
Julius menatap mark prihatin.”semoga tuhan memudahkan jalan
kita.”
*****
Mereka sudah menunggu mark dan stephen dengan tak sabaran.
Bahkan sara sampai bertanya heboh sebelum mark tiba di hadapan
mereka.”bagaimana respon tetua kampong itu mark!”serunya tak sabaran.
Mark mengacungkan jempolnya. Stephen tersenyum lebar.”aku
bahkan merasa takjub ketika tetua kampong itu sangat menghormati kita. Tapi dia
mengancam akan menguir kita semua kalau kita ketahuan memasuki bangunan batu
itu.”
Sara tersenyum lebar.”apa aku bilang. Jadi, lebih baik kita
hanya mendirikan tenda dan bernyanyi sembari menatap langit.”
Zeta menatap sara sembari tersenyum,”hal ini bisa kita
lakukan di kota kita. Kenapa mesti jauh-jauh ke sini jika hanya untuk bermalam
di atas bukit.”
Sara mendelik tak senang,”jadi kau tetap ngotot ingin masuk
ke bangunan itu zeta?”
Stephen berdehem cukup keras,”begini saja. Biarkan aku dan
mark yang masuk ke bangunan itu pada malam hari. Dan kalian tunggu di
tenda.Jika memang tetua kampong itu datang, segera beri tahu kami.Kami akan
segera kembali.”
“bagaimana mungkin?”Tanya sara tak percaya.”kalian tidak
sempat kembali ke tenda ketika mereka datang.”
“sara, kau berjaga-jaga di atas bukit. Dan kita bisa melihat
obor atau cahaya apa pun yang mereka bawa di bawah sana.”ujar Julius sembari
menunjuk ke bawah kaki bukit.” Pohon-pohon di sini tidak terlalu rapat.Aku
yakin, kau bisa melihatnya dengan jelas.”
Sara mengangguk kecil. Sophia menatap sara dengan senyum
yang mengembang,”lagi pula, mereka memerlukan waktu yang lama untuk bisa tiba
di tenda kita. Sementara mark dan stephen bisa sampai ke tenda hanya beberapa
menit saja.”
Mark memeberi kode kepada Stephen untuk segera memasuki
bangunan batu tua itu. Ia menatap Julius dan berkata,”kamu dan teman-teman
lainnya mendirikan tenda.”
Mereka berdua segera pergi dari hadapan mereka untuk
meninjau lokasi yang akan mereka jelajahi besok pagi. Bangunan batu tua itu terletak di puncak bukit, beberapa
puluh meter dari tempat mereka mendirikan kemah. Bangunan itu sebenarnya adalah
batu yang dipoahat dan membentuk terowongan persegi dai beberpapa tempat dan
saling berhubungan satu sama lain.. Bangunan itu sebenarnya adalah batu yang
dipoahat dan membentuk terowongan persegi dai beberpapa tempat dan saling
berhubungan satu sama lain. Batuan berwarna [puith dan abu-abu tersebut berada
di lereng-lereng bukit tersebut dan pintu-pintu bangunan itu tampak seperti
balok-balok hitam di setiap sudut lereng.
“kau tahu, sejak kapan bangunan ini berdiri?” Tanya Stephen
sembari berdecak kagum. Mark menggeleng.
“aku tak bias membayangkan bagaimana orang-orang itu bisa
memahat batuan-batuan itu dengan begitu sempurna. Ini benar-benar kontruksi
teknologi yang luar biasa.”
Mark menatap Stephen.”karena hal itu lah aku mengajak kalian
untuk menjelajahi bangunan itu. Aku yakin, bangunan itu mempunyai ruangan-ruangan
luas dan terowongan yang sangat menakjubkan.”
“yeah, aku kira begitu. Tidak menyesal kita berliburan di
lokasi menawan seperti ini.”
Mark tidak memperhatikan apa yang dikatakan Stephen ketika
ia melihat sebuah papan kayu yang ditancapkan di depan sebuah terowongan yang
mengangga lebar. Matanya mulai mengeja tulisan yang buram dan menghitam.
ZOMBIES AREA!
DILARANG MEMASUKI SITUS BANGUNAN BATU,
ATAU HAL BURUK TERJADI
Mark mengernyiktan keningnya dan menatap Stephen,”apa
pendapatmu tentang tulisan peringatan ini stepehen?”
Stepehen mengangkat bahu,”aku tak tahu.Tapi masa bodoh
dengan peringatan sialan ini.Sejak dulu aku tidak percaya dengan zombie.Aku
tidak percaya dengan cerita-cerita legenda yang menjijikan itu.”
“bukan itu yang aku maksud Stephen. Maksudku, bagaimana jika kita mengalami hal-hal yang tidak diiniginkan dari tetua kampong itu.”
“bukan itu yang aku maksud Stephen. Maksudku, bagaimana jika kita mengalami hal-hal yang tidak diiniginkan dari tetua kampong itu.”
“kita harus mengambil komitmen teman-teman perempuan kita
dan percayakan kepada mereka sepenuhnya. Aku yakin, kita akan berhasil mark.”
Mark mengangguk dan segera
melangkah masuk ke arah terowongan yang tampak gelap.”oke, kau siapkan
senternya Stephen.”
Stephen mengeluarkan senter berukuran sedang dari saku
kardigannya dan mulai menyorotkannya ke teaangah-tengah terowongan. Mark mulai
melangkah dengan pelan dan menatap permukaan-permukaan batu itu dengan tatapan
takjub. Dari mulai langit-langit dan dinding batu tersebut dipenuhi
pahatan-pahatan yang indah.
“tampaknya itu seperti pahatan gambar manusia yang saling
berhubungan satu sama lain.”seru Stephen. Matanya tidak lepas dari relief batu.
“kau benar. Semacam komik.Kita bisa memperhatikan bagaimana
gambar-gambar itu menggambarkan satu aktifitas dengan gambar manausia yang sama
persis.”
“ini mempunyai nilai seni yang__”
Tiba-tiba Stephen terdiam ketika ia sayup-sayuo mendengar
seseorang memanggil-manggil nama mereka berdua. Tak salah, sara dating untuk
meminta mereka kembali. Pastinya tetua kampong sedang menuju bukit.
Mark dan Stephen segera berlari menuju terowongan dan
didapatinya sara terengah-engah.”cepat kalian kembali ke tenda. Aku melihat
seseorang sedang menuju tenda kita.”
Mark dan Stephen mengangguk bersamaan dan segera
melangkahkan kakinya menuju tenda.
“apa yang kalian temukan di dalam mark?”Tanya sara
penasaran.
Mark menatap sara sekilas,”nanti aku akan memberitahukan hal
itu.”
Yang pasti kami hamper digigit zombie dank au tahu, giginya
seperti gigi harimau Siberia dan sebesar pergelangan tangan. Jika kau
digigitnya, lehermu putus sudah!”ujar Stephen. Ia tertawa sarkastis.
Sara merengut,”aku tidak butuh kata-katamu Stephen!”
Dan mereka bertiga baru menyadari bahwa seseorang yang
datang ke tenda mereka adalah tetua kampong itu.Tampaknya kedatangan mereka
bersamaan dengan kedatangan orang tua tersebut.Julius tanpak bersikap ramah.
Mark tahu, keramahan julisu itu hanya dibuat-buat. Dalam kehidupannya Julius
tak bisa bersikpa ramah. Alih-alih ia selalu mengedepankan ego dan terkesan
pendiam. Sementara zeta dan Sophia menatap mark dan Stephen dengan tatapan
gelisah. Sara sudah memasang wajah syok dari tadi.
“dari mana kalian?’tanya tetua kampong itu dengan tatapan
curiga. Rambut putihnya yang panjang dan jarang melabai-lambai taertiup angina
yang semilir. Janggutnya yang tebal ia biarkan terurai tak beraturan.
Mark berusaha bersikap senormal mungkin dan tersenyum lebar.
Ia tak ingin sikap gugupnya memebuat laki-laki tua itu semakin curiga terhadap
dirinya.”oh, kami hendak mencari ranting-ranting pohon untuk api ungun nanti
malam.”
“mana kayu rantingnya? Aku tidak melihat kau membawa kayu
ranting?”tanyanya dengan nada mengin terogasi.”jangan-jangan kalian masuk ke
bangunan batu?”
Stephen menggelengkan kepalanya kuat-kuat.”tidak. tidak.
Kami tidak memasukinya dan tidak akian memasukinya pak.”
“kita baru mau memulai mencari dan mengumpulkan
ranting-ranting pohon ketika kau datang. Jadi kami lebih baik menghampirimu ke
sini.”
Tetua kampong itu menganggukan kepalanya dan janggutnya
bergerak seirama dengan gerakan kepalanya.Dan tangannya yang kurus dan hitam
legam meraih sebuah karung puith kumal yang sedari tadi tergeletak di bawah
kakinya.”jadi, saya kembali memperingatkan, jangan coba-coba kalian memasuki
bangunan tua itu.”
“kami mengerti.”ujar mereka serempak. Bahkan Stephen dan
Julius hamper tertawa. Itu seperti apa yang mereka ucapkan ketika mereka diberi
ceramah-ceramah panjang tentang moral dan kebaikan oleh guru BP. Itu terjadi
ketika mereka melakukan kesalahan seperti menempelkan permen karet di atas
kursi teman sekelas atau mengempiskan ban sepeda teman dari kelas lain. Dan itu
tejadi belasan tahun yang lalu.
Tetua kampong itu menyerahkan karung kumal itu kepada
zeta.Zeta menatap tak paham.”apa ini?”
Tetua kampong itu tersenyuum.”hanya dua ekor ayam. “
Sara terlihat senang.Dan binar matanya semakin bercahaya
ketika untuk pertama kalinya ia mendengar kokok ayam jantan ketika zeta
menyentuhnya dengan ragu-ragu.”kita bisa pesta ayam panggang nih.”bisiknya
kepada Sophia.
Sophia tersenyum masam,”jadi program dietmu akan berakhir
sia-sia.”
“sejak kapan orang berlibur masih menghkawatirkan program
dietnya?’balas sara dengan nada tak senang. Jelas ia merasa tidak senang jika
seseorang mengungkit-ungkit masalah berat badannya.
“saya masih ada urusan di kampong. Jadi, selamat
bersenang-senang dan jangan coba-coba memasuki bangunan batu tua tersebut.”ujar
tetua kampujng itu untuk yang terakhir kalinya dan melangkah pergi dari hadapan
mereka.
“kami mengerti.”seru mereka untuk yang kedua kalinya. Untuk
kali ini Stephen dan Julius sudah tidak kuat menahan tawanya.Lagi pula tetua
kampong itu sudah pergi.Jadi mereka tidak merasa khawatir lelaki tua itu
tersinggung dengan tawa mereka.
‘sumpah. Aku jadi teringat Mrs. Casandra ketika ia menasihatiku
bagaimana menjadi anak yang baik dan tidak bolos ketika ujian beberapa hari
lagi.” Seru Julius sembari menghapus air matanya. Salah satu ciri khasnya jika
ia tertawa.
Stephen masih tertawa dan memegangi perutnya.”aku jadi
teringat Mr. Thompson ketika ia memarahiku ketika aku menyingkap rok laura dan
meminta janjiku untuk tidak mengulangi hal itu.”
“rupanya kau mata keranjang juga.”timpal zeta dengat tatapan
meremehkan.
“tapi sekarang tidak lagi. Itu hobi lamaku.Jadi kalian tak
usah khawatir.Sejak kapan aku berminat dengan rok kalian. Hei, lagai pula
kalian hamper sselalu celana kan?”
Mereka tertawa mendengar celotehan Stephen barusan.
“jadi, kita mencari
kayu dan ranting pohon untuk ayam panggang.”seru mark memberi komando.”untuk
menjelajahi bangunan tua itu kita mulai besok malam. Malam ini kita harus
menghilangkan kepenatan kita selama perjalanan.
‘aku setuju.”seru sara dengan semangat.
****
No comments:
Post a Comment