12 Jun 2015

Zombies Area


Mark menghubungi shopia dan sara malam itu juga. Dia menyuruh kepada kedua teman perempuannya itu untuk berkumpul di rumah Stephen malam itu juga.Ia juga menyuruh Stephen menghubungi zeta dan Julius untuk datang juga. Mark sudah tidak sabaran untuk menyampaikan niatnya berlibur bersama di gedung batu tua yang terletak sebelah tenggara kota. Dan jauh-jauh hari ia pernah menyampaikan hal ini di hadapan teman-temannya itu.
“kau sudah gila mark. Jelas-jelas belum pernah ada orang yang mau mengunjunginya. Bangunan batu tua itu tidak menarik minat wisatawan mana pun.”sergah sara ketika mark menyampaikan maksudnya. Itu terjadi tiga bulan yang lalu ketika mereka berkumpul di grup praktikum kimia di laboratorium Mr. joseph.
“apa kau bilang? Aku tahu bagaimana para wisatawan domestic sangat tertarik mengunjungi tempat itu sara. Sayangnya mereka terlalu percaya dengan cerita-cerita kuno sialan itu.”timpal mark dengan muka ditekuk tanda tak senang.
Sophia hampir tersedak dan dia menyimpan sup buahnya demi mendengar apa yang dikatakan mark barusan.”cerita kuno?”
Mark megangguk.”kau belum tahu Sophia, bangunan batu tua itu banyak menyimpan legenda-legenda murahan yang tidak benar. Biasa, orang-orang sekitar selalu mengarang-ngarang banyak cerita yang aku sama sekali tidak tertarik mendengarnya.”
“cerita hantu? Vampire?”
Julius berdehem,”kau rupanya belum tahu apa-apa Sophia.Banyak beredar rumor bahwa bangunan batu tua itu bukan hanya sekedar bangunan semata.Kata nenekku- dan aku juga ragu dengan ceritanya- di bangunan itu ada terdapat banyak zombie yang disegel oleh kekuatan ghaib seorang perukyat.Dan segel rukyat itu akan terbuka ketika seseorang manusia memasuki area bangunan tersebut.”
“bagaimana nenekmu bias tahu hal itu Julius?” Tanya sara dengan wajah penuh minat.
“tentu saja dia tahu. Nenekku menghabiskan masa kecilnya di daerah terpencil tersebut.Dan ketika masa remajanya, ia mengikuti buyutku pindah ke kota ini.”
Zeta menggelengkan kepalanya dan mendengus.”oh tuhan, aku harap tidak ada diantara kita yang mempercayai cerita-cerita sialan semacam itu. Hei, bahkan ini terdengar lucu ketika kau mempercayai hantu, zombie, vampire dan semacamnya dank au juga sekaligus mengaku seorang mahasiswa terpelajar jurusan kimia.”
Sara mendengus kesal.Ia tahu, perempuan berwajah latin dan berambut hitam itu hanya menyindirnya dengan kata-katanya barusan. Karena hanya dia seorang yang menolak usul mark untuk menghabiskan liburan musim panas di bukit yang terdapat bangunan batu tua tersebut.”kau tidak perlu menyindirku sedemikian rupa zeta. Atau aku akan membuka aibmu.”
Zeta tersenyum lebar.”apa aibku zeta dan kepada siapa  kau akan membuka aibku?”
“kau tentunya masih ingat kan ketika praktikum kimia kau memecahkan lima tabung kaca sekaligus dan penjaga laboratorium  belum mengetahuinya sampai saat ini.”
Zeta tersenyum kecut.”oke sara. Jadi lupakan sindiranku barusan dan aku minta maaf.”
Sara tersenyum senang.”jadi kau jangan mencoba membuatku jengkel jika tidak ingin itu terjadi.
Mark, Stephen dan Sophia hanya tertawa mendengar perdebatan mereka berdua.
*****
Malam itu Stephen sangat antusias menyambut kedatangan teman-temannya.Ia sudah menyedian dua CD film terbaru untuk mereka tonton. Selain itu ia juga menyiapkan beberapa makanan ringan dan cola di kulkas. Jadi, selain mendiskusikan rencana liburan musim panas di bukit bangunan batu, ia berencana menikmati malam minggu mereka dengan bersenang-senang dengan kelima teman sefakultasnya.
Tentu saja yang pertama kali datang adalah mark.Ia memang tipe seorang lelaki yang disiplin dan selalu tepat waktu dalam segala hal. Maka pantas saja jika mark selalu setingkat lebih tinggi dalam hal kapabilitas disbanding kelima temannya.
“hai kawan, kau terlihat bahagia malam ini.”seru mark bertepatan saat Stephen membuka pintu rumahnya dan mark memarkir mobilnya.
Stephen tertawa renyah.”tentu saja aku gembira ketika kau datang ke sini. Ini menyangkut perihal bahwa kau selalu tak punya waktu untuk berkunjung dan mala mini justru kamu sendiri berinisiatif untuk mengumpulkan teman-temanmu disini.”
Senyuman miring menghiasi bibir mark dan ia segera melangkah masuk ke dalam rumah.”jadi mereka belum datang?”
Zeta dan Julius sedang di perjalanan.”
“sara dan Sophia?”
“mana aku tahu. Bukankah kau sendiri yang menghubungi mereka dan memastikan mereka berdua datang malam ini.”
Mark kembali tersenyum.”yeah. mudah-mudahan saja sara membuang sifat keras kepalanya dan mau ikut bersama kita.”
Stephen mendengus pelan.”sara memang terlalu penakut dan selalu mempercayai segala hal yang tidak masuk akal. Termasuk cerita-cerita supranatural itu.”kemudian tangannya dengan gesit mengeluarkan beberapa botol cola dan meletakannya di atas meja.”kau mau kue kering?”
Mark mengangguk dan meraih sebotol cola dan langung meneguknya.
Suara klakson terdengar dari arah depan.
“nah, mereka telah datang rupanya.”seru Stephen dan segera beranjak keluar. Mark mengikutinya dari belakang. mereka melihat si kembar Julius dan zeta tengah memarkir mobil di taman dan segera beranjak menyusuri selasar. Dua saudara kembar itu memang selalu terlihat kompak dan akur. Mark dan Stephen bahkan merasa iri dengan kebersamaan mereka di saat ketika mereka berdua lebih sering bertengkar dengan saudara-saudara mereka.
“hai kalian, kami tidak terlambat kan?”Tanya zeta sembari mengibaskan rambut lebatnya yang hitam legam.
Mark tersenyum dan menatap zeta dengan tatapan takjub. Siapa pun tahu, bahwa mark sudah lama naksir kepada perempuan latin itu.”tentu saja tidak. Kita masih menunggu sara dan Sophia.
*****
Dua puluh menit kemudian, sara dan Sophia muncul. Rupanya mereka terlambat karena harus menumpang kereta malam dan menyewa taksi hingga tepat tiba di depan rumah Stephen.
“mobil sara rusak dan masih di bengkel. Jadi, terpaksa kami pergi dengan kereta bawah tanah malam.”ujar sara seakan merasa bersalah dengan keterlambatannya.”dan –oh my god- aku bahkan tidak pernah menyangka rumah Stephen sejauh ini.”
Stephen tertawa mendengar celotehan sara.”aku menyukai daerah terpencil sara.”
Mark menganggukan kepala,”oke, kawan.Saatnya kita mulai diskusi atau jika kita mengulur-ulur waktu ada kemungkinan buruk yang bakalan terjadi.”
Sara menatap mark penasaran,”apa kemungkinan buruk itu mark?”
“yeah. Jika kita tidak segera memulai diskusi kita, maka sara dan Sophia akan terlambat pulang.”
Sophia tertawa lebar,”kau belum tahu mark.Akus udah terbiasa pulang malam.Apalagi jika menghadiri –pesta prom atau kencan dengan pacar.”
Mark menatap tajam,”kau belum sadar apa yang aku takutkan Sophia. Kau berkunjung ke rumah Stephen, bukan ke pesta prom di kotamu.Bisa jadi kamu dicegat drakula atau vampire di tengah jalan yang lenggang.”kemudian tertawa terbahak-bahak demi melihat ekspresi sara dan Sophia yang ketakutan.
Sara merengut kesal.”itu sama sekali tidak lucu!”tangannya yang mungil memukul bahu mark. Dan ia tidak menyadari bahwa zeta melirik mereka dengan tatapan gelisah.
Stephen mulai melangkah ke tengah-tengah meja dan duduk di salah satu sofa.”oke mark. Mari kita mulai diskusinya.”
Mereka berenam mulai duduk melingkar dan Stephen –sekali lagi- mengambil beberapa botol cola yang dirasa kurang dan menuangkannya ke gelas-gelas. Tangannya cekatan mengambil beberapa bungkus snack dan popcorn.
“jadi, terimakasih kalian telah datang kesini. Sebagaimana telah aku katakana minggu-minggu sebelumnya, kita akan mengisi liburan kita di bukit bangunan batu tua itu. Dan aku harap sara dan Sophia sudah berubah pikiran. Aku tak ingin kita tidak berangkat semua.” Ujar mark membuka pembicaraan.
Sara tersenyum sarkastis,”aku kira kita mahasiswa jurusan kimia.Ini seperti pekerjaan arkeolog, antropolog dan semacamnya yang meneliti batu-batuan tua dan berinteraksi dengan masyarakat terpencil.”
Mark tersenyum miring,”apa salahnya sara. Bukankah kamu yang selalu merasa tersiksa dengan tugas-tugas kimia Mrs, vanny dan sekarang kamu bias merayakan kesenangan dengan liburan di alam yang bebas. Lagi pula ini hanya liburan.Siapa bilang kita akan melakukan penelitian?”
Sara tersenyum tipis,”oke, aku setuju.”Ia melirik Sophia.”aku tidak tahu dengan Sophia.”
Sophia berdehem,”oke, jika sara setuju dan ikut bersama kalian, maka aku juga ikut.”
Mark tertawa lebar dan bertepuk tangan,”bagus.Sejak dulu kita memang sahabat yang kompak. Tak heran jika kita tak pernah gagal dalam hal apa pun. Semoga liburan kali ini berjalan menyenangkan.Aku yakin, sara dan Sophia tidak akan menyesal.”
Sara dan Sophia bersitatap satu sama lain. Sara menatap mark dengan tatapan mengintimidasi”kita lihat saja nanti.Jika acara ini benar-benar menyebalkan, aku tak akan sudi mendengarkanmu lagi mark.”
Mark kembali tertawa lebar. Kali ini ia mengabaikan celotehan sara.”aku sudah menyiapkan segalanya. Kita bisa menginap di salahsatu rumah warga.Jadi kita tidak perlu membawa tenda bukan?”
“kau yakin bakalan ada penduduk sekitar yang membiarkan kita menginap di rumahnya sementara mereka mengetahui rencana kita.”ujar Julius.”aku dengar, penduduk kampong itu antipasti dengan orang-orang yang berusaha memasuki situs itu. Mereka akan menganggap kita sebagai pengganggu ketenangan dan aku yakin, mereka tidak akan membiarkan kita menjelajah bangunan batu itu.”
Mark menghela nafas,”tidak mungkin Julius.Itu cerita klasik.Banyak orang yang percaya, banyak pula yang tidak percaya.Hei, aku juga tahu bagaimana kehidupan penduduk kaki bukit itu. Seminggu yang lalu aku berkunjung ke sana dan aku melihat mereka hidup layaknya kita. Mereka tidak seperti suku-suku pedalaman papua Julius.Bukankah kau pernah ke papua dan melihat suku pedalaman di sana?”
Julius mengangguk.
“mereka mengenal dunia modern. Hanya masih banyak diantara mereka yang percaya akan hantu dan kekuatan gaib. Itu tak masalah.Aku punya teman yang bisa membantu dalam hal ini.Ia punya kerabat dekat disana.”
Sara dan Sophia kini terlihat tenang setelah  mendengar kata-kata terakhir mark. Sara mengambil cola dan menuangkannya ke gelasnya yang sudah kosong.”yeah. aku pikir ini tidak seburuk yang aku bayangkan. Jadi mark, apa yang mesti aku persiapkan untuk liburan panjang ini.”
Mereka tertawa terbahak-bahak melihat tingkah sara yang lucu itu. Mark menyisir rambut pirangnya dengan jemari tangannnya,”kau hanya perlu menyiapkan segala sesuatu yang biasa dipersiapkan para wisatawan gunung. Itu saja sara.”
“dan jangan lupa membawa makanan yang banyak. Akhir-akhir ini aku perhatikan nafu makanmu semakin meningkat.Tubuhmu sudah menggelembung akhir bulan ini.”timpal Stephen. Ia tertawa sarkastis.
Sara merengut dan melemparkan popcorn ke wajah Stephen.
******
“hei, kau jangan terus melamun sara. Apa kau masih khawatir dengan zombie-zombie penghuni bangunan batu itu.”seru stephen dengan riang. Matanya tidak lepas menatap ke depan. Sementara kedua tangannya yang memerah karena kegerahan bertumpu di atas setir.
Sara hanya melirik sebentar.”stephen, aku lelah. Aku tak berminat melayani omonganmu!”
Sophia yang duduk di sampingnya hanya tersenyum tipis dan mengipasi wajahnya dengan lebaran Koran.Keringat mulai berleleran di wajahnya yang oval.
Stephen tersenyum dan melirik sara dari kaca spion depan,”tenang, aku akan memukul semua zombie-zombie itu. Atau aku akan membiarkan mereka menggigit tubuhku, asalkan kau selamat.”
Sara balas melirik kea rah kaca spion,”kau bisa saja menabrak pohon di pinggir jalan gara-gara terus menatapku seperti itu. Dan kita akan menghabiskan waktu liburan kita di bangsal rumah sakit. Atau setidaknya mati.”
Stephen menatap sara dengan tatapan terkejut.”oke sayang. Maafkan aku.”Ia kembali menatap ke depan dan mempercepat laju mobilnya. Menyusul mobil Julius yang sudah jauh di depan.
******
Sara dan Sophia mengeluarkan air dari ransel dan meminumnya.Mereka tanpak kehausan. Bagaimana tidak, mobil stephen tidak memiliki AC. Jadi sepanjang perjalanan itu mereka kehabisan cairan. Mark menurunkan ransel-ransel mereka dari kap mobil  dan zeta membantu menurunkan di sampingnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini zeta selalu ada alas an untuk bisa dekat dengan mark.  Julius dan stephen mencoba bertanya kepada seorang petani yang sibuk mengangkut kubis dan kentang kea rah mobil bak terbuka. Mark menatap mereka dari kejauhan dan tidak bisa mendengarkan apa yang petani itu katakan.
Beberapa menit kemudian kedua teman lelakinya itu kembali dan menatap mark dengan wajah tertekuk.
“apa yang mereka katakana?”
Julius menatap mark,”mereka merasa tidak senang mendengar rencana kita.Bahkan mereka mengancam akan melaporkan hal ini kepada tetua kampong.”
Mark mendesah pelan. Ia menatap satu persatu teman-temannya.
Stephen mendengus kesal dan menendang beberapa kerikil yang berserakan di bawah kakinya,”masa bodoh dengan peringatan mereka.Masa bodoh dengan tetua kampong itu.Kita sudah lelah dengan perjalanan panjang kita.Kita tidak mungkin kembali.”
Mark menatap stephen dengan tatapan sulit ditebak. Sementara teman-temannya yang lain diam satu sama lain.
Mark menepuk pundak stephen dan berbisik.”kau benar stephen, kita tidak perlu kembali. Aku akan berbicara kepada tetua kampong itu.”
Sara mengangkat kepalanya yang terkulai di bahu Sophia dan menatap mark dengan tatapan tak yakin,”apa yang akan kau katakana kepada tetua kampong sialan itu?”
“lihat saja nanti. Aku akan mengatakan bahwa kita tidak akan memasuki bangunan batu tua itu. Kita hanya mendirikan kemah di bukitnya itu saja.”
“kau yakin lelaki tua itu akan percaya dengan semua kata-katamu.”tambah zeta sangsi.
Mark mengangguk mantap.”aku tak akan kembali sampai dia yakin dan mengalah dalam urusan kita kali ini. Aku akan menghadapinya dengan stephen. Kalian tunggu di sini.”
Julius menatap mark prihatin.”semoga tuhan memudahkan jalan kita.”
*****
Mereka sudah menunggu mark dan stephen dengan tak sabaran. Bahkan sara sampai bertanya heboh sebelum mark tiba di hadapan mereka.”bagaimana respon tetua kampong itu mark!”serunya tak sabaran.
Mark mengacungkan jempolnya. Stephen tersenyum lebar.”aku bahkan merasa takjub ketika tetua kampong itu sangat menghormati kita. Tapi dia mengancam akan menguir kita semua kalau kita ketahuan memasuki bangunan batu itu.”
Sara tersenyum lebar.”apa aku bilang. Jadi, lebih baik kita hanya mendirikan tenda dan bernyanyi sembari menatap langit.”
Zeta menatap sara sembari tersenyum,”hal ini bisa kita lakukan di kota kita. Kenapa mesti jauh-jauh ke sini jika hanya untuk bermalam di atas bukit.”
Sara mendelik tak senang,”jadi kau tetap ngotot ingin masuk ke bangunan itu zeta?”
Stephen berdehem cukup keras,”begini saja. Biarkan aku dan mark yang masuk ke bangunan itu pada malam hari. Dan kalian tunggu di tenda.Jika memang tetua kampong itu datang, segera beri tahu kami.Kami akan segera kembali.”
“bagaimana mungkin?”Tanya sara tak percaya.”kalian tidak sempat kembali ke tenda ketika mereka datang.”
“sara, kau berjaga-jaga di atas bukit. Dan kita bisa melihat obor atau cahaya apa pun yang mereka bawa di bawah sana.”ujar Julius sembari menunjuk ke bawah kaki bukit.” Pohon-pohon di sini tidak terlalu rapat.Aku yakin, kau bisa melihatnya dengan jelas.”
Sara mengangguk kecil. Sophia menatap sara dengan senyum yang mengembang,”lagi pula, mereka memerlukan waktu yang lama untuk bisa tiba di tenda kita. Sementara mark dan stephen bisa sampai ke tenda hanya beberapa menit saja.”
Mark memeberi kode kepada Stephen untuk segera memasuki bangunan batu tua itu. Ia menatap Julius dan berkata,”kamu dan teman-teman lainnya mendirikan tenda.”
Mereka berdua segera pergi dari hadapan mereka untuk meninjau lokasi yang akan mereka jelajahi besok pagi. Bangunan batu  tua itu terletak di puncak bukit, beberapa puluh meter dari tempat mereka mendirikan kemah. Bangunan itu sebenarnya adalah batu yang dipoahat dan membentuk terowongan persegi dai beberpapa tempat dan saling berhubungan satu sama lain.. Bangunan itu sebenarnya adalah batu yang dipoahat dan membentuk terowongan persegi dai beberpapa tempat dan saling berhubungan satu sama lain. Batuan berwarna [puith dan abu-abu tersebut berada di lereng-lereng bukit tersebut dan pintu-pintu bangunan itu tampak seperti balok-balok hitam di setiap sudut lereng.
“kau tahu, sejak kapan bangunan ini berdiri?” Tanya Stephen sembari berdecak kagum. Mark menggeleng.
“aku tak bias membayangkan bagaimana orang-orang itu bisa memahat batuan-batuan itu dengan begitu sempurna. Ini benar-benar kontruksi teknologi yang luar biasa.”
Mark menatap Stephen.”karena hal itu lah aku mengajak kalian untuk menjelajahi bangunan itu. Aku yakin, bangunan itu mempunyai ruangan-ruangan luas dan terowongan yang sangat menakjubkan.”
“yeah, aku kira begitu. Tidak menyesal kita berliburan di lokasi menawan seperti ini.”
Mark tidak memperhatikan apa yang dikatakan Stephen ketika ia melihat sebuah papan kayu yang ditancapkan di depan sebuah terowongan yang mengangga lebar. Matanya mulai mengeja tulisan yang buram dan menghitam.
ZOMBIES AREA!
DILARANG MEMASUKI SITUS BANGUNAN BATU,
ATAU HAL BURUK TERJADI
Mark mengernyiktan keningnya dan menatap Stephen,”apa pendapatmu tentang tulisan peringatan ini stepehen?”
Stepehen mengangkat bahu,”aku tak tahu.Tapi masa bodoh dengan peringatan sialan ini.Sejak dulu aku tidak percaya dengan zombie.Aku tidak percaya dengan cerita-cerita legenda yang menjijikan itu.”
“bukan itu yang aku maksud Stephen. Maksudku, bagaimana jika kita mengalami hal-hal yang tidak diiniginkan dari tetua kampong itu.”
“kita harus mengambil komitmen teman-teman perempuan kita dan percayakan kepada mereka sepenuhnya. Aku yakin, kita akan berhasil mark.”
Mark mengangguk dan segera  melangkah masuk ke arah terowongan yang tampak gelap.”oke, kau siapkan senternya Stephen.”
Stephen mengeluarkan senter berukuran sedang dari saku kardigannya dan mulai menyorotkannya ke teaangah-tengah terowongan. Mark mulai melangkah dengan pelan dan menatap permukaan-permukaan batu itu dengan tatapan takjub. Dari mulai langit-langit dan dinding batu tersebut dipenuhi pahatan-pahatan yang indah.
“tampaknya itu seperti pahatan gambar manusia yang saling berhubungan satu sama lain.”seru Stephen. Matanya tidak lepas dari relief batu.
“kau benar. Semacam komik.Kita bisa memperhatikan bagaimana gambar-gambar itu menggambarkan satu aktifitas dengan gambar manausia yang sama persis.”
“ini mempunyai nilai seni yang__”
Tiba-tiba Stephen terdiam ketika ia sayup-sayuo mendengar seseorang memanggil-manggil nama mereka berdua. Tak salah, sara dating untuk meminta mereka kembali. Pastinya tetua kampong sedang menuju bukit.
Mark dan Stephen segera berlari menuju terowongan dan didapatinya sara terengah-engah.”cepat kalian kembali ke tenda. Aku melihat seseorang sedang menuju tenda kita.”
Mark dan Stephen mengangguk bersamaan dan segera melangkahkan kakinya menuju tenda.
“apa yang kalian temukan di dalam mark?”Tanya sara penasaran.
Mark menatap sara sekilas,”nanti aku akan memberitahukan hal itu.”
Yang pasti kami hamper digigit zombie dank au tahu, giginya seperti gigi harimau Siberia dan sebesar pergelangan tangan. Jika kau digigitnya, lehermu putus sudah!”ujar Stephen. Ia tertawa sarkastis.
Sara merengut,”aku tidak butuh kata-katamu Stephen!”
Dan mereka bertiga baru menyadari bahwa seseorang yang datang ke tenda mereka adalah tetua kampong itu.Tampaknya kedatangan mereka bersamaan dengan kedatangan orang tua tersebut.Julius tanpak bersikap ramah. Mark tahu, keramahan julisu itu hanya dibuat-buat. Dalam kehidupannya Julius tak bisa bersikpa ramah. Alih-alih ia selalu mengedepankan ego dan terkesan pendiam. Sementara zeta dan Sophia menatap mark dan Stephen dengan tatapan gelisah. Sara sudah memasang wajah syok dari tadi.
“dari mana kalian?’tanya tetua kampong itu dengan tatapan curiga. Rambut putihnya yang panjang dan jarang melabai-lambai taertiup angina yang semilir. Janggutnya yang tebal ia biarkan terurai tak beraturan.
Mark berusaha bersikap senormal mungkin dan tersenyum lebar. Ia tak ingin sikap gugupnya memebuat laki-laki tua itu semakin curiga terhadap dirinya.”oh, kami hendak mencari ranting-ranting pohon untuk api ungun nanti malam.”
“mana kayu rantingnya? Aku tidak melihat kau membawa kayu ranting?”tanyanya dengan nada mengin terogasi.”jangan-jangan kalian masuk ke bangunan batu?”
Stephen menggelengkan kepalanya kuat-kuat.”tidak. tidak. Kami tidak memasukinya dan tidak akian memasukinya pak.”
“kita baru mau memulai mencari dan mengumpulkan ranting-ranting pohon ketika kau datang. Jadi kami lebih baik menghampirimu ke sini.”
Tetua kampong itu menganggukan kepalanya dan janggutnya bergerak seirama dengan gerakan kepalanya.Dan tangannya yang kurus dan hitam legam meraih sebuah karung puith kumal yang sedari tadi tergeletak di bawah kakinya.”jadi, saya kembali memperingatkan, jangan coba-coba kalian memasuki bangunan tua itu.”
“kami mengerti.”ujar mereka serempak. Bahkan Stephen dan Julius hamper tertawa. Itu seperti apa yang mereka ucapkan ketika mereka diberi ceramah-ceramah panjang tentang moral dan kebaikan oleh guru BP. Itu terjadi ketika mereka melakukan kesalahan seperti menempelkan permen karet di atas kursi teman sekelas atau mengempiskan ban sepeda teman dari kelas lain. Dan itu tejadi belasan tahun yang lalu.
Tetua kampong itu menyerahkan karung kumal itu kepada zeta.Zeta menatap tak paham.”apa ini?”
Tetua kampong itu tersenyuum.”hanya dua ekor ayam. “
Sara terlihat senang.Dan binar matanya semakin bercahaya ketika untuk pertama kalinya ia mendengar kokok ayam jantan ketika zeta menyentuhnya dengan ragu-ragu.”kita bisa pesta ayam panggang nih.”bisiknya kepada Sophia.
Sophia tersenyum masam,”jadi program dietmu akan berakhir sia-sia.”
“sejak kapan orang berlibur masih menghkawatirkan program dietnya?’balas sara dengan nada tak senang. Jelas ia merasa tidak senang jika seseorang mengungkit-ungkit masalah berat badannya.
“saya masih ada urusan di kampong. Jadi, selamat bersenang-senang dan jangan coba-coba memasuki bangunan batu tua tersebut.”ujar tetua kampujng itu untuk yang terakhir kalinya dan melangkah pergi dari hadapan mereka.
“kami mengerti.”seru mereka untuk yang kedua kalinya. Untuk kali ini Stephen dan Julius sudah tidak kuat menahan tawanya.Lagi pula tetua kampong itu sudah pergi.Jadi mereka tidak merasa khawatir lelaki tua itu tersinggung dengan tawa mereka.
‘sumpah. Aku jadi teringat Mrs. Casandra ketika ia menasihatiku bagaimana menjadi anak yang baik dan tidak bolos ketika ujian beberapa hari lagi.” Seru Julius sembari menghapus air matanya. Salah satu ciri khasnya jika ia tertawa.
Stephen masih tertawa dan memegangi perutnya.”aku jadi teringat Mr. Thompson ketika ia memarahiku ketika aku menyingkap rok laura dan meminta janjiku untuk tidak mengulangi hal itu.”
“rupanya kau mata keranjang juga.”timpal zeta dengat tatapan meremehkan.
“tapi sekarang tidak lagi. Itu hobi lamaku.Jadi kalian tak usah khawatir.Sejak kapan aku berminat dengan rok kalian. Hei, lagai pula kalian hamper sselalu celana kan?”
Mereka tertawa mendengar celotehan  Stephen barusan.
 “jadi, kita mencari kayu dan ranting pohon untuk ayam panggang.”seru mark memberi komando.”untuk menjelajahi bangunan tua itu kita mulai besok malam. Malam ini kita harus menghilangkan kepenatan kita selama perjalanan.
‘aku setuju.”seru sara dengan semangat.
****
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment