6 Jun 2015

HINDARI KEYAKINAN BUTA

Islam sangat mengutuk keyakinan buta. Islam adalah agama rasionalitas dan berdiri di atas dalil yang bisa dipahami. Jika ada yang berkeyakinan hanya karena ikut-ikutan atau taklid, maka bisa dipastikan akan rusak agamanya. Apatah lagi jika ia taklid kepada kesesatan.
Oleh karena itu, islam mengajak para pemeluknya untuk berpikir dan memahami agamanya secara benar.
Apakah kerusakan yang ditimbulkan dari keyakinan buta?
Pertama, keyakinan buta adalah tradisi dan kebiasaan ummat-ummat terdahulu. Mereka bersikeras menolak ajaran para rasul dan menghalangi dakwah dengan apa yang mereka bisa. Mereka merasa sudah cukup meyakini apa yang mereka ketahui dari bapak-bapak mereka.  Mereka tidak mau meninggalkan tradisi nenek moyang mereka.
Allah Azza wa jalla menggambarkan hal ini dalam firman-Nya.
Kaum Tsamud berkata: "Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami". (Hud [11]: 62)

Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah?" Mereka menjawab: "Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya". Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?" Mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian". (Asy-Syu'ara [26]: 70-74)
Parahnya, banyak kaum muslim yang bertingkah layaknya ummat terdahulu. Mereka mengaku muslim tetapi masih percaya dengan khurafat-khurafat yang mereka dapat dari orang tua mereka. Mereka mengaku beriman tetapi masih mengamalkan amalan-amalan bidah yang tiada tuntunannya dari Rasulullah dari guru-guru mereka. Mereka akan mengatakan,"tidak mungkin syaikh kami salah."
Kedua, Islam melarang mengikuti secara buta pemimpin yang sesat.
Golongan-Golongan yang bersekutu Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (Al-Ahzab [33]: 67). Lihat juga Fushilat [41]: 29)
Ketiga, islam melarang mengikuti keyakinan atas nafsu dan mengabaikan kebenaran.
Harta rampasan perang
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya). (Al-Anfal [8]: 20)
Alquran menjelaskan faktor-faktor yang bisa menimbulkan taklid dan keyakinan buta supaya kita tidak tergelincir kepada perangkapnya. Jika seseorang sudah terjatuh pada hal ini, maka bisa dipastikan mereka akan sulit, bahkan mustahil untuk mendengarkan argumentasi apa pun yang berdasarkan ilmu dan akal.
Islam mengajak ummatnya untuk beriman berlandaskan penalaran, ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Allah Swt, melarang untuk taklid buta dalam quran surah Al-Muminun [23]: 24)
Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu.
Sering orang menolak suatu kebenaran yang etis dan bisa dipahami secara akal hanya karena bertentangan dengan pola pikir dan cara hidup yang diwariskan secara turun temurun. Ayat di atas menunjukkan kecaman terhadap taklid buta, yakni suatu penerimaan yang membabi buta terhadap doktrin dan pernyataan keagamaan yang tidak didukung oleh kebenaran wahyu ilahi.

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment