4 Jan 2022

Umat Islam Tidak Boleh Berpolitik?

Karena Politik itu Kotor, Umat Islam Jangan Berpolitik?


Ada sebagian muslim yang menolak untuk terjun ke dunia politik. Tak cukup hanya dirinya, mereka juga ramai-ramai ‘dakwah’ kepada sesama muslim lainnya untuk menjauhi dunia politik. Alasannya macam-macam. 


Mereka bilang politik itu rakus, kotor, dan penuh intrik. 

Mereka bilang politik itu identik dengan kecurangan.

Mereka bilang, kancah politik itu sarat dengan sistem kafir.

Mereka bilang, main politik itu bukan cara dakwah ala Rasulullah

Bla… bla… bla…


Ada empat jenis orang yang tak suka muslim berpolitik


Pertama, orang fasik dan kaf1r. Mereka  tahu, jika muslim yang taat berpolitik, kepentingan-kepentingan kotor mereka akan diganggu dan dijegal. Sehingga sungguh mereka akan berbahagia jika politikus yang bermoral lenyap. 


Kedua, sebagian muslim sufi yang menganggap bahwa hidup hanya untuk ‘ibadah.’ Mereka tidak sadar bahwa yang sebenarnya ibadah itu tidak melulu tentang shalat dan puasa. Bahkan bermuamalah hingga berpolitik pun bisa bernilai ibadah jika niatnya benar.


Ketiga, muslim sok berdakwah tauhid. Mereka fokus berdakwah tauhid. Kita apresiasi itu. Tapi mereka lupa bahwa terkadang dakwah itu juga perlu didukung oleh kekuasaan dan kekuatan. 


Mereka bilang, zaman nabi Rasulullah mengutamakan dakwah tauhid. Dan tidak pernah Rasulullah berpolitik ala sistem demokrasi. (Lha iya, kan di zaman Rasulullah tidak ada demokrasi. Hehe)


Keempat, kaum khawarij yang gampang mengkafir-kafirkan sesama muslim. Pokoknya, terjun ke dunia politik, kafir! Bahkan jadi pejabat pun dianggap kafir! Karena mereka berdalih itu sama saja menolong sistem taghut nan kafir. Duh, kalau nemu orang kayak gini, pengen banget saya cubit ginjalnya supaya dia sadar sesadar-sadarnya. 


Jadi, jika ada orang muslim membenci saudara muslim yang berpolitik, bahkan berkoar-koar atas nama sunnah, itu namanya apa? Sama saja dengan mendukung kepentingan orang fasik nan sekuler yang juga sama bencinya dengan muslim berpolitik. Karena politikus muslim nan ikhlas ini menghalangi kepentingan duniawi mereka. 


Contoh kasus: para pendukung legalitas miras dari partai sekuler berang ketika seorang politikus muslim berhasil menggolkan perda miras di daerahnya. 


Jangan pernah memandang remeh mereka yang berpolitik dengan alasan untuk dakwah. 


Boleh jadi, amalan para politikus muslim yang berjuang untuk kemaslahatan umat jauh lebih tinggi di sisi Allah dibandingkan amalan kita yang bisanya hanya nyinyir bermodal mulut, tapi tak melakukan apa pun. Boleh jadi, para politikus muslim yang ghiroh keislamannya tinggi lebih dicintai Allah dari pada kita-kita yang masih saja berputar membahas ‘haram dan bid’ahnya berpolitik.’ 


Justru ketika umat islam absen dari dunia politik, maka yang akan memegang kendali kekuasaan adalah orang fasik dan kafir. Penguasa-penguasa fasik tentu saja akan menjegal apa pun yang berkaitan dengan syariat. Tidak mustahil, pelacuran, miras dan segala kemaksiatan akan dilegalkan karena tidak adanya politikus muslim.


Kita bisa mencontoh bagaimana kekuasaan bisa mensukseskan dakwah dari siroh Nabi. Di Mekah, ketika Rasulullah berdakwah tanpa kekuasaan, beliau membutuhkan waktu 13 tahun. Itu pun pengikut beliau tidak bertambah secara signifikan.


Tapi ketika beliau hijrah ke Madinah, kemudian didukung oleh kekuatan yang solid antara kaum muhajirin dan anshor, hanya dalam waktu 10 tahun, islam telah mengepakan sayap ke seluruh penjuru jazirah


Okelah jika kamu tidak sependapat. Tapi tolong jangan sampai menyalahkan atau membid'ahkan saudaramu yang 'berjuang' lewat jalur politik. Saya sendiri menyadari bahwa politik bukan satu-satunya jalur 'dakwah'. Ada banyak cara kita berdakwah yang bisa kita pilih. Tidak melulu harus terjun di dunia politik. Tapi ya, mawas diri saja. Alih-alih menyalahkan orang lain, harusnya kita bertanya pada diri sendiri, kontribusi kita apa?


Benarkah politikus dan penguasa muslim sukses dalam hal ini?


Silakan study kasus tentang perda syariah yang ada di beberapa daerah. Silakan juga baca informasi atau berita tentang kebijakan-kebijakan wali kota/bupati/pejabat muslim yang memberantas kemaksiatan atas nama ghiroh islam dan moralitas. Meski tidak sedikit juga yang gagal.


Oh iya, mungkin mereka tidak pernah baca berita dengan alasan ‘membaca alquran lebih baik daripada membaca berita.’ Sungguh perbandingan yang tidak layak sekali. Hehe

Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment