4 Dec 2017

3 Filosofi Rumput

Rumput tetangga lebih hijau, begitulah kata pepatah. Pepatah ini memberi pesan kepada kita untuk tidak silau dengan apa yang dimiliki orang lain. Terkadang kita menganggap orang lain memiliki banyak kelebihan dibanding diri kita, padahal bisa jadi mereka juga iri dengan kehidupan kita.

Rumput tetangga lebih hijau. Kenapa sih harus rumput yang dijadikan analogi dalam pribahasa tersebut. Mana aku tahu, silakan Tanya kepada si pembuat pepetah (aku juga nggak tahu siapa yang pertama kali membuat pepatah tersebut.

Tapi out side of all that, memang banyak filosofi kehidupan yang bisa kita dapatkan dari rumput. Cekidot

Rumput mengajarkan kita untuk bertahan pada prinsip

Di rumah emak saya, banyak tumbuh rumput teki di halaman. Tahu sendiri kan rumput teki emang bikin kita keki. Tiga hari setelah dibabat pasti udah tumbuh tunas-tunas baru. Perkembangannya sangat pesat. Kebalikannya, membasmi rumput ini super susah binti ribet karena akarnya yang kuat. Belum lagi akarnya sambung menyambung antara rumpun yang satu dengan rumpun yang lainnya.

Memang, kebanyakan rumput akan tumbuh kembali walau dibabat habis, selama kita tidak membabat hingga ke akar-akarnya. Karena rumput memiliki titik tumbuh di bonggol akar. Berbeda halnya dengan tumbuhan lainnya yang memiliki titik tumbuh di batang pohon.

Ini mengajarkan kepada kita untuk selalu memiliki prinsip dan keimanan yang kuat. Seberapa banyak rasa pedih dan perih tak akan mematikan keimanan di dalam dada. Walaupun banyak kenikmatan yang ‘dipangkas’ dan dibabat habis, orang yang memiliki prinsip dan keimanan di dalam hati akan tetap sabar dan bertambah kuat keimanannya. Karena ujian tak bisa mengalahkan akar-akar keimanan.

Rumput mengajarkan kita untuk bisa bertahan dalam kondisi sulit

Coba kita perhatikan rumput yang tumbuh. Dia tidak hanya tumbuh di tanah terbuka, tapi juga tanah yang berbatu. Bahkan rumput bisa tumbuh liar di celah-celah batu, tembok yang telah lapuk bahkan di atas permukaan keras yang lembab.

Hal ini mengajarkan kita untuk selalu bertahan dalam kondisi paling sulit sekalipun. Tidak perlu cengeng dengan segala keterbatasan dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Hidup tak selalu bercerita tentang keindahan dan fasilitas yang memadai.

Rumput mengajarkan kita Untuk memikirkan masa depan

Jika rumput dibabat akan tumbuh lagi lewat akar dan tunas baru, lalu bagaimana rumput yang dibabat dan dicabut hingga ke akar-akarnya? Bahkan disemprot pestisida? Rumput dan angin ibarat dua sejoli. Angin selalu menerbangkan benih-benih rumput dan melemparkannya ke tempat lain. Boleh jadi rumput di sebuah tanah sudah mati, tapi benih-benih lain akan tumbuh di tempat yang berbeda.

Hal ini mengajarkan kita untuk selalu memikirkan masa depan dan merencanakan kehidupan dengan planning-planing yang jelas dengan factor-faktor yang memungkinkan.

Begitulah sob, rumput mengajari kita tentang kehidupan. Rumput tetangga lebih hijau. Siapa bilang, soalnya tetanggaku tidak memiliki rumput. Lha wong halamannya dibeton semua. Jadi aku tidak melihat rumput di halaman tetanggaku. Justru banyak rumput di samping halaman rumahku. Meskipun rumputnya rumput liar dan rumahnya rumah sewaan yang mengenaskan.


Pohon Besar dan Rumput

Pohon yang tinggi dan besar serta kuat maka dia akan berhadapan dengan angin yang besar pula, sementara rerumputan tak akan terpengaruh sedikit pun bila ada angin besar atau badai sekalipun.

Pohon besar kemungkinan akan roboh atau patah batangnya ketika ada badai atau topan, tapi rumput hanya rebah ketika ada badai berangin dan akan kembali tegak ketika badai berlalu dan matahari datang.

Akan tetapi rerumputan tak akan bisa luput dari injakan-injakan yang akan membuat kehidupannya rusak.

Pelajaran yang kita bisa ambil dari tumbuhan ini adalah lebih baik kita menjadi orang besar dengan resiko besar dari pada menjadi orang lemah dan hidup dalam kehinaan.
Husni
Husni

Husni Magz adalah blog personal dari Husni Mubarok atau biasa dipanggil kang Uni. Cowok Sunda yang bibliomania. Menyukai dunia seni dan tentunya doyan nonton baca dan nulis.

No comments:

Post a Comment