BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI

Setiap kita adalah pribadi berharga yang telah dihadirkan Tuhan di muka bumi. Setiap kita adalah pribadi unik yang mempunyai peran yang signifikan untuk kehidupan sekitar. Itu semua tergantung sejauh mana kita bisa menghargai diri kita sendiri sebagaimana mestinya. Bagaimana kita bisa menghadirkan rasa bahagia ketika kita menyadari bahwa kita punya peran yang tidak boleh dianggap enteng. Sekecil apa pun peran yang kita mainkan, kita tetap mempunyai eksistensi untuk dihargai oleh orang-orang di sekitar kita. Namun, harus menjadi catatan bahwa rasa itu jangan sampai membuat mata nurani kita buta. Ingin selalu disanjung dan dihormat, ingin orang lain selalu memperhatikan kita dengan laku lampah yang terkesan mencari sensasi di hadapan publik. Dikhawatirkan, rasa jumawa dan selimut kesombongan akan membutakan hati nurani kita. Ketika rasa jumawa sudah mendominasi besar kemungkinan kita akan semakin tinggi hati. Pada gilirannya nanti, rasa percaya diri yang "over dosis" tersebut menyebabkan dengan mudah kita meremehkan dan menghinakan orang lain.
Ambil Jalan Tengah.
Kita tidak boleh merasa minder dan malu dengan segala kekurangan dan kelemahan kita. Karena bagaimana pun juga, kita harus menyadari bahwa setiap orang itu mempunya kelebihan sekaligus mempunyai kekurangan. Boleh jadi si A unggul dalam masalah yang satu tetapi belum tentu si A unggul dalam masalah yang lainnya. Setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing yang patut ia perhitungkan. Tidak ada manusia yang sempurna. Maka saling membutuhkan dan ketergantungan antar sesama adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri.
Masalahnya, banyak orang yang merasa tidak puas dengan apa yang melekat dalam dirinya. Padahal bisa jadi orang lain juga merasa iri dengan kehidupannya sendiri. Hanya dia tidak menyadarinya.
Ambil cara yang aman dengan mengambil jalan tengah dari dua kondisi tersebut. Berusahalah untuk menjadi diri sendiri dengan penghargaan yang semestinya, tapi jangan biarkan rasa jumawa menungganginya.